REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biro iklan DDB Filipina meminta maaf karena menggunakan cuplikan video dari negara lain untuk klip promosi pariwisata yang diproduksi. Video diluncurkan sebagai bagian dari kampanye pariwisata "Love The Philippines" pesanan Departemen Pariwisata Filipina (DOT).
Video berdurasi satu menit 45 detik itu menampilkan banyak pemandangan indah seperti sawah, laut, pegunungan, lanskap perkotaan, gurun pasir, dan acara-acara kebudayaan. Semua diklaim berlokasi di Filipina, padahal kenyataannya tidak sepenuhnya demikian.
Dalam pernyataannya, DDB Filipina sempat berkilah bahwa penggunaan stock footage dalam video merupakan hal standar dalam industri periklanan. Namun, DDB tetap meminta maaf karena menggunakan video lokasi wisata negara lain dalam kampanye tersebut.
"Penggunaan stock footage negara asing dalam kampanye yang mempromosikan Filipina sangat tidak pantas, dan bertentangan dengan tujuan DOT," kata DDB, dikutip dari laman Independent, Selasa (4/7/2023).
DDB Filipina membuat video untuk DOT dengan biaya 49 juta peso (Rp 13,3 miliar). Setelah diunggah pada akhir Juni di Facebook, video menuai banyak protes dan akhirnya dihapus. Namun, sejumlah warganet mengunggah ulang video di Youtube.
Adanya pemakaian stok video pemandangan dari negara lain diungkap oleh analisis kantor berita Prancis AFP. Terdapat pemandangan sawah yang berlokasi di Ubud, Bali, Indonesia, serta lokasi wisata yang bertempat di Dubai dan Swiss.
Seorang blogger Filipina Sass Rogando Sasot juga mencermati ada stok gambar sebuah danau di Thailand. Video yang sama juga menunjukkan bukit pasir dari Cumbuco di timur laut Brasil disorot dari udara dan seorang pria mengendarai mobil buggy di bukit pasir Uni Emirat Arab.
Sementara, DOT menyatakan telah melangsungkan penyelidikan terkait tuduhan bahwa video memuat berbagai destinasi dari negara lain. Menurut DOT, sebelumnya agensi DDB sudah meyakinkan pihaknya tentang keaslian video tersebut.
Sebagai lembaga yang dikontrak DOT, DDB Filipina bertugas menyiapkan dan menerbitkan presentasi audiovisual. Iklan pariwisata yang menuai kontroversi merupakan salah satu dari banyak komponen peluncuran kampanye pariwisata yang akan datang.
Karena itu, DOT terus melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menentukan kebenaran, dan untuk mengumpulkan fakta-fakta lengkap tentang tuduhan yang dilontarkan banyak pihak. DOT memastikan DDB Filipina bertanggung jawab atas video tersebut.
Sekretaris Pariwisata Filipina, Christina Garcia Frasco, mengatakan tidak ada dana publik yang digunakan untuk membuat video tersebut. Frasco pun menyampaikan bahwa Departemen Pariwisata telah berulang kali meminta konfirmasi dari agen periklanan, DDB Filipina, bahwa materi yang digunakan dalam video itu adalah milik mereka sendiri dan asli.
"Dalam semua kesempatan, DDB berulang kali meyakinkan DOT bahwa orisinalitas dan kepemilikan semua materi sudah beres," kata Frasco.