Selasa 04 Jul 2023 17:07 WIB

Menanti 25 Tahun, 10 Kampung Terpencil di Papua Barat Mulai Teraliri Listrik

Masyarakat setempat sebelumnya memanfaatkan pelita dan genset pribadi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Aliran listrik di wilayah terpencil (Ilustrasi).
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Aliran listrik di wilayah terpencil (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Setelah 25 tahun belum mendapatkan penerangan, kini 10 kampung di Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya mulai menikmati listrik penuh selama 24 jam.

Asisten II Pemda Kabupaten Sorong Selatan, Yohan Kukurule mengapresiasi Pemerintah dan PLN karena lewat dana Penyertaan Modal Negara (PMN) telah menghadirkan listrik bagi masyarakat. Dengan listrik 24 jam ini, ia berharap dapat merangsang perekonomian daerah dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Baca Juga

“Semoga dengan hadirnya listrik dapat meningkatkan taraf ekonomi, sosial dan kehidupan masyarakat serta memajukan Indonesia," kata Yohan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/7/2023).

Ada pun ke 10 kampung yang berhasil dialiri listrik PLN kali ini adalah Kampung Garma, Kampung Klawes, Kampung Wandun, Kampung Pasir Putih, Kampung Sauden, Kampung Beemus, Kampung Welek yang berada di Distrik Fkour serta Kampung Kofalit yang berada di Distrik Salkma, Kabupaten Sorong Selatan. Selanjutnya, Kampung Sehu dan Kampung Yabokh yang berada di Distrik Ayamaru Barat, Kabupaten Maybrat.

Sebelumnya, dalam pemenuhan kebutuhan listrik, masyarakat setempat biasanya memanfaatkan pelita dan genset pribadi untuk menerangi rumah pada malam hari.

Namun, penggunaan genset dirasa sangat berat. Pasalnya, dengan biaya Rp 100 ribu pembelian bahan bakar genset hanya mampu digunakan selama tiga sampai empat jam saja.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen penuh perseroan dalam mendukung pemerataan akses dan percepatan penyediaan listrik di seluruh tanah air. Selain itu, hal ini dilakukan sebagai upaya mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada 2024.

“Kami siap mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan serta meningkatkan rasio elektrifikasi nasional. Karena itu, PLN akan terus hadir menerangi masyarakat hingga pelosok negeri," kata Darmawan.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono menjelaskan, listrik tersebut disuplai langsung dari sistem kelistrikan Teminabuan yang bersumber dari PLTD Komaulin.

PLN turut membangun 10 unit gardu distribusi yang memiliki total kapasitas 550 kilovolt ampere (kVa), jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 38,15 kilometer sirkit (kms) serta 10,44 kms, dan jaringan tegangan rendah (JTR) hasil sinergi antara Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sorong bersama PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Papua Barat.

“Meskipun bukan hal yang mudah, dikarenakan letak geografis dan akses jalan yang sulit PLN terus berusaha menghadirkan penerangan hingga ke pelosok negeri,” kata Budiono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement