Selasa 04 Jul 2023 17:10 WIB

OJK Klaim Intermediasi Terjaga, Pastikan Perbankan Terap Resilien

Kredit tumbuh 9,39 persen secara tahunan menjadi Rp 6.577 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Tangkapan layar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam konferensi pers RDK OJK.
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan layar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam konferensi pers RDK OJK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan saat ini perkembangan sektor perbankan Indonesia tetap resilien. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan hal tersebut ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai di tengah pelemahan ekonomi mitra dagang utama.

Pada Mei 2023, Dian mengatakan kredit tumbuh 9,39 persen secara tahunan menjadi Rp 6.577 triliun. “Ini didorong pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,69 persen,” kata Dian dalam konferensi video RDK Bulanan OJK Juni 2023, Selasa (4/7/2023).

Baca Juga

Per jenis kepemilikan, Dian menuturkan, pertumbuhan kredit bank umum swasta nasional domestik tumbuh tinggi yaitu sebesar 15,2 persen secara tahunan. Lalu seiring pengetatan likuiditas global, pertumbuhan tahunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2023 melambat menjadi 6,55 persen secara tahunan atau sebesar Rp 8.007 triliun.

“Ini utamanya didorong penurunan pada giro ke level 8,35 persen secara tahunan,” ujar Dian.