REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah hingga pertengahan pertama 2023. Sejak awal tahun, IHSG telah mengalami penurunan lebih dari dua persen atau tepatnya 2,46 persen
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Indonesia Iman Rachman mengatakan penurunan IHSG lebih dipengaruhi faktor eksternal. Data-data ekonomi domestik justuk menunjukkan perkembangan yang positif.
"Memang IHSG sejak awal tahun ini menurun, tapi lebih dipengaruhi dampak global," kata Iman di acara Grand Launching ASEAN Investment Challenge Levelling Up Your Game CGS CIMB Sekuritas Indonesia, Selasa (4/7/2023).
Di tengah gejolak perekonomian global, Iman mengatakan, dana investor asing masih mengalir ke pasar modal Indonesia. Hingga Juni 2023, aliran dana asing yang masuk mencapai Rp 16,4 triliun. Angka tersebut positif meski lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 60 triliun.
Rendahnya aliran dana asing yang masuk ini, menurur Iman, sejalan dengan yang terjadi di bursa regional. "Bursa regional juga menurun, jadi jumlah inflow atau aliran dana asing yang masuk ini belum cukup untuk mengangkat IHSG," jelas Iman.
Iman melihat pasar modal Indonesia memiliki potensi yang besar. Dari sisi jumlah investor maupun perusahaan tercatat, menurut Iman, Bursa Efek Indonesia termasuk salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.
Untuk meningkatkan transaksi di pasar modal, Iman menjelaskan, BEI terus berupaya menambah jumlah emiten baru, meningkatkan volume perdagangan hingga menambah produk baru. Setelah menerbitkan Structured Warrant tahun lalu, Bursa sudah berencana menerbitkan Single Stock Future.
"Jadi ada produk baru yang kami tawarkan ke investor untuk meningkatkan transaksi sehingga berdampak ke IHSG," terang Iman.