REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Seorang warga Palestina menabrakkan truk pick up ke jalur pejalan kaki di Tel Aviv, kemudian melakukan penusukan secara acak. Delapan warga Israel terluka akibat kejadian tersebut. Si pelaku ditembak mati.
Polisi mengatakan, pemuda Palestina berusia 20 tahun itu berasal dari Tepi Barat itu ditembak mati oleh warga sipil bersenjata. Lembaga keamanan Israel Shin Bet menuturkan, pemuda itu masuk Israel tanpa izin dan tak memiliki catatan pernah melakukan serangan.
Hamas mengeklaim pelaku penyerangan merupakan anggotanya, menyerang pusat komersial sebagai balasan atas operasi militer Israel di Jenin, Tepi Barat. Serangan tersebut menyebabkan sepuluh warga Palestina meninggal dunia dan 3.000 warga kamp mengungsi.
‘’Operasi heroik (Tel Aviv) ini merupakan pembelaan diri di hadapan Zionis yang melakukan pembantaian di Jenin. Kejahatan yang membuat orang mengungsi, pembunuhan, dan penghancuran oleh pasukan penjajah,’’ kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Video CCTV yang beredar secara daring menunjukkan, sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi ke arah trotoar dan lajur sepeda di luar sebuah mal. Truk menabrak dua orang. Pengemudi truk, kemudian keluar melalui jendela.
Ia memburu pengunjung kafe dan mengejar orang lainnya dengan pisau di tangan. Khaled Al-Batsh, pejabat senior Jihad Islam yang memperoleh dukungan Iran, memuji serangan ini sebagai respons awal perlawanan terhadap apa yang terjadi di Jenin.
Juru bicara layanan ambulans, Magen David Adom menuturkan, delapan orang terluka akibat serangan menggunakan pisau.
Pada Selasa, kantor dan bisnis di seantero Tepi Barat tutup sebagai reaksi seruan mogok massal memprotes serangan pasukan Israel atas Jenin. Pemerintah Palestina menyebut serangan tersebut sebagai kejahatan perang.
Reaksi internasional atas operasi ini bercampur baur. AS menyatakan menghormati hak Israel untuk mempertahankan diri tetapi mestinya menghindari jatuhnya korban warga sipil. Sebagian lainnya menyatakan, ini akan meningkatkan ketegangan.
Mohammed Moustafa Orfy, perwakilan permanen Mesir di Liga Arab menyatakan, operasi militer Israel di Jenin akan menjauhkan semua pihak dari rekonsiliasi setelah beberapa bulan kekerasan mengalami peningkatan.
‘’Apa yang terjadi di Jenin, pembunuhan brutal menggunakan mesin perang Israe;, akan mengubur semua kesempatan membangkitkan kembali proses damai,’’ kata Orfy. Jenin merupakan kamp pengungsi pada, dihuni oleh sekitar 14 ribu orang.
Dari Jenin muncul perlawanan yang melahirkan serangkaian aksi dalam satu tahun terakhir ini. Ratusan pejuang Hamas, Jihad Islam, dan Fatah tinggal di kamp ini. Kenyataan ini memicu operasi-operasi militer yang dilakukan oleh Israel.