REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Zahra Muzdalifah mulai menjadi buah bibir. Penyerang tim nasional wanita Indonesia itu baru saja dikontrak klub Jepang, Cerezo Osaka Yanmar Ladies.
Ini buah dari kerja keras. Sebelumnya, ia bagian dari Asiana Soccer School. Ia dikirim menjalani pelatihan selama dua pekan di sana.
Penampilannya dinilai positif. Pada Februari 2023, ia diberi kesempatan untuk terus berlatih di Cerezo selama tiga bulan. Hasilnya berdampak baik dalam kariernya.
"Setelahnya aku diterima, speechless, bangga abis," kata Zahra di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Ia antusias menyambut kesempatan ini. Menurut Zahra, tantangan terbesar dari segi bahasa. Terkadang ia hanya menggunakan gesture saat berkomunikasi dengan rekan setimnya.
Sesekali ia memakai aplikasi google translate. Untungnya, Zahra merasa nyaman. Sejak hari pertama berlatih, ia langsung disambut dengan tangan terbuka.
Mengenai tinggal di negeri orang, ia tak merasa terbebani. Sosok 22 tahun ini pernah mengembangkan potensinya selama empat bulan di Inggris. Semuanya berjalan lancar.
Sejak kecil, mental petarungnya sudah dilatih. Orang tua mendidiknya untuk keluar dari zona nyaman. Mencoba hal-hal baru.
"(Tips untuk yang lain), kebanyakan dari mereka nggak keluar dari zona nyaman. Takut gagal, jauh dari orang tua," ujar Zahra.
Ia menceritakan, kompetisi di Jepang sangat profesional. Cara wanita berlatih mirip dengan sepak bola pria. Zahra dipasang sebagai striker. Persaingan sangat ketat untuk menembus posisi utama.