REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa depan cerah menanti Zahra Muzdalifah. Selama setahun ke depan, ia dipastikan memperkuat Cerezo Osaka Yanmar Ladies.
Itu berdasarkan kontrak yang terjalin antara kedua belah pihak. Zahra salah satu penggawa tim nasional wanita Indonesia. Usianya baru 22 tahun.
Bermain di negeri orang dan jauh dari keluarga menjadi tantangan tersendiri. Terutama menahan rasa rindu. Untungnya Zahra sebelumnya sudah sempat berlatih di Negeri Matahari Terbit selama sekitar empat bulan sebelum mendapatkan kontrak.
"Aku nggak terlalu homesick banget yang lebay ya. Kalau kangen berat, paling video call," kata Zahra kepada awak media di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Ia justru antusias menyambut tantangan di depan mata. Kontrak dengan klub Jepang merupakan buah kerja keras setelah sebelumnya menjalani pelatihan dalam dua fase di Negeri Matahari Terbit.
Fase pertama sekitar dua pekan. Penampilannya dinilai positif. Pihak Cerezo memintanya untuk terus berlatih bersama mereka selama tiga bulan lagi.
"Semenjak aku pulang dari trial tiga bulan itu, aku tetap berlatih di Asiana (Soccer School) setiap hari, cuma libur hari Minggu aja. Jadi sudah dipersiapkan," ujar Zahra.
Ia ditempatkan sebagai penyerang. Persaingannya sangat berat. Semua ingin menembus posisi utama.
Zahra mengaku sempat dipasang di tempat lain. Di pelatihan perdana, ia ditaruh di area sayap. Berjalannya waktu, pelatih melihat sang wonderkid lebih maksimal sebagai juru gedor.
Zahra siap memberikan segalanya. Ia enggan menargetkan berapa gol yang akan dicetaknya. Menurut Zahra, sepak bola adalah permainan tim. Prestasi individu merupakan pilihan ke sekian.