Selasa 04 Jul 2023 23:24 WIB

Palestina Menyeru Komunitas Internasional Hentikan Aksi Diam yang Memalukan 

Komunitas internasional diminta serius menghentikan Israel.

Warga Palestinia bentrok dengan militer Israel di Jenin, Tepi Barat, Senin (3/7/2023).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Warga Palestinia bentrok dengan militer Israel di Jenin, Tepi Barat, Senin (3/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Serangan militer Israel terhadap kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat merenggut delapan jiwa. Sebanyak 3.000 warga terpaksa harus meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Jenin akibat serangan tersebut.

Juru bicara kantor kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh menyatakan apa yang dilakukan pemerintahan pendudukan terhadap Jenin dan kamp pengungsi di sana merupakan kejahatan perang terhadap warga Palestina. 

Ia menyeru kepada komunitas internasional,’’Hentikan aksi diam yang memalukan dan segera bertindak serius agar Israel menghentikan agresinya terhadap rakyat Palestina.’’ Mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya. 

‘’Rakyat Palestina tak akan menyerah atau mengibarkan bendera putih tetapi akan tetap berdiri di tanah mereka menghadapai agresi brutal hingga penjajah dikalahkan dan kemerdekaan diraih,’’ kata Rudeineh, Senin (3/7/2023).

Serangan militer Israel menyebabkan delapan warga Palestina meninggal dunia. ‘’Kejahatan yang dilakukan Israel dan pemukim ilegal tak akan menciptakan keamanan dan stabilitas bagi mereka kecuali rakyat Palestina mendapatkan keamanan.’’

Menteri Kesehatan Palestina Mai Al Kaila, mengungkapkan, situasi kemanusiaan di Jenin sangat mengerikan. Ribuan warga Palestina menyelamatkan diri, pergi dari kamp. 

‘’Situasi di Jenin sangat sulit dan keras. Agresi Israel terhadap warga Palestina di Jenin mengakibatkan kerusakan banyak infrastruktur. Jaringan air dan listrik rusak, khususnya di dalam kamp pengungsi,’’ kata Al Kaila kepada Aljazirah, Selasa (4/7/2023).

Ia menambahkan, rumah sakit penuh dengan warga yang terluka. Sejumlah staf kesehatan juga tak bisa mencapai rumah sakit. Karena itu, tambahan pasokan medis dikirimkan ke rumah sakit Jenin untuk mengatasi kondisi seperti saat ini. 

Termasuk 800 unit kantong darah yang dikirimkan dari Central Blood Bank.  PBB menyampaikan, jaringan air dan listrik di dalam kamp pengungsi Jenin rusak akibat pertempuran

Wakil juru bicara Sekjen PBB, Farhan Haq kepada BBC Radio 4's Today mengatakan, pusat kesehatan PB belum bisa diopersaikan karena bentrokan senjata. ‘’Kami perlu meyakinkan semua berjalan menurut hukum internasional dan selama 36 jam terakhir itu tak terjadi.’’

Pekerja sosial di Jenin mengungkapkan, pasukan Israel menembakkan gas air mata ke dalam Rumah Sakit Khalil Suleiman. Menurut Koordinator lokal Médecins Sans Frontières (MSF) Jovana Arsenijevicin, ruang gawat darurat dipenuhi asap.

Ia mengatakan, 125 pasien berada di ruangan tersebut sedang dalam perawatan. BBC tak bisa bisa memverifikasi klaim MSF tetapi sebelumnya, salah satu kameramen BBC mendapatkan gambar bagian luar rumah sakit. 

AS memantau Jenin dan tak mempermasalahkannya. ‘’Kami mendukung keamanan Israel dan hak mereka membela rakyatnya melawan Hamas, Jihad Islam, dan kelompok teroris lainnya,’’ kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih. 

Serangan Israel ke Jenin hanya beberapa hari setelah para pemimpin Hamas dan Jihad Islam yang berbasis di Gaza, yaitu Ziad Nakhalah dan Ismail Haniyeh mengunjungi Iran dan melakukan pembicaraan dengan serangkaian tokoh Iran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement