REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam Jawa Timur Mohammad Hasan berharap pemerintah dapat memberikan pembinaan dan solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian garam.
"Kita ketahui bahwa produksi garam nasional kita masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan garam nasional secara menyeluruh, terutama di Industri," ujar Hasan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/7/2023).
Selain itu, ia juga berharap agar melalui upaya pemerintah itu, para petani juga didukung dengan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas garam.
"Artinya ini memberi harapan buat masyarakat petambak garam, bagaimana pemerintah memberi peluang yang sebesar-besarnya bagi Industri untuk melakukan penyerapan terhadap garam dalam negeri," kata Hasan.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mengoptimalkan produksi dan penyerapan garam dalam negeri karena produksi saat ini belum memenuhi seluruh kebutuhan industri. Plt Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Dirjen IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan, produksi garam lokal saat ini belum memenuhi seluruh kebutuhan industri, sehingga negara perlu menggunakan instrumen impor dalam rangka menjamin ketersediaannya.
"Pada 2023, kebutuhan garam nasional mencapai sekitar 4,9 juta ton dengan komposisi mayoritas berada di sektor industri manufaktur sebesar 90,9 persen," kata Ignatius.
Produksi garam tertinggi dalam kurun 10 tahun terakhir hanya mencapai 2,9 juta ton. Volume ini masih jauh dari angka kebutuhan yang mencapai 4,5 juta ton per tahun.