Rabu 05 Jul 2023 07:42 WIB

Badan PBB Ingatkan Dampak Kerusakan Infrastruktur Akibat Operasi Militer Israel di Jenin

Tiga anak di bawah umur menjadi korban serangan Israel yang meninggal dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kendaraan tentara Israel melewati jalan selama bentrokan dengan warga Palestina pada hari kedua operasi militer Israel di kamp Jenin, Tepi Barat, (4/7/2023).
Foto: EPA/ALAA BADARNEH
Kendaraan tentara Israel melewati jalan selama bentrokan dengan warga Palestina pada hari kedua operasi militer Israel di kamp Jenin, Tepi Barat, (4/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan-badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (4/7/2023), menyuarakan peringatan pada skala operasi militer Israel yang sedang berlangsung di kota Jenin, Tepi Barat. Operasi tersebut melibatkan serangan drone dan ratusan tentara dan merupakan salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun.

"Kami khawatir dengan skala operasi udara dan darat yang terjadi di Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat, dan serangan udara menghantam kamp pengungsi yang padat penduduk," kata juru bicara kantor kemanusiaan PBB Vanessa Huguenin dalam sebuah pengarahan.

Baca Juga

Huguenin mengatakan tiga anak di bawah umur termasuk di antara korban yang meninggal dunia. Sedikitnya 13 warga Palestina meninggal dunia pada laporan Selasa malam.

Kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh serangan udara telah memutuskan sebagian besar air dan listrik di kamp tersebut. Bulan Sabit Merah Palestina sebelumnya mengatakan telah mengevakuasi sekitar 3.000 orang.

Palang Merah mengungkapkan rasa prihatin dengan intensifikasi kekerasan bersenjata yang mengkhawatirkan di Jenin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan amal medis MSF menyuarakan keprihatinan tentang akses.

"Serangan terhadap perawatan kesehatan termasuk pencegahan akses ke orang yang terluka sangat memprihatinkan," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier.

Lindmeier menyatakan, bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh pasukan Israel berarti petugas pertolongan pertama tidak dapat menjangkau yang terluka parah di dalam kamp. Badan amal medis MSF mengatakan, bahwa buldoser militer telah menghancurkan jalan menuju kamp, membuat ambulans hampir tidak mungkin menjangkau pasien.

"Paramedis Palestina terpaksa berjalan kaki, di daerah dengan tembakan aktif dan serangan pesawat tak berawak," kata lembaga tersebut.

Israel mengatakan, tujuan operasi di Jenin adalah untuk mencabut faksi Palestina yang didukung Iran di balik lonjakan serangan senjata dan bom, serta upaya awal untuk membuat roket. "Israel memastikan bahwa bantuan kemanusiaan diberikan dan tidak menerapkan pembatasan akses untuk staf medis, kecuali di tempat-tempat di mana nyawa staf medis berisiko karena baku tembak," kata misi diplomatik Tel Aviv di Jenewa dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Militer Israel mulai menarik pasukan di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Selasa malam. Penarikan ini menghentikan operasi intens dua hari.

Tapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan melakukan operasi serupa di masa depan. “Saat ini kami sedang menyelesaikan misi, dan saya dapat mengatakan bahwa operasi ekstensif kami di Jenin bukanlah satu kali saja,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement