REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menginstruksikan untuk menyediakan semua sumber daya yang dapat diakses untuk membantu rakyat Palestina di Jenin. Dia mengarahkan memanfaatkan semua kemampuan membantu para pengungsi yang dipaksa oleh militer Israel untuk meninggalkan rumah.
Menurut laporan kantor beirta milik Otoritas Nasional Palestina WAFA, Abbas menekankan perlunya menyediakan pasokan medis yang diperlukan ke rumah sakit di kota Jenin. Fasilitas itu dikabarkan menjadi sasaran serangan ekstensif dan agresi berkelanjutan oleh pasukan pendudukan.
Juru bicara kantor kemanusiaan PBB, Vanessa Huguenin, menyatakan kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh serangan udara telah memutuskan sebagian besar air dan listrik di kamp tersebut. "Kami khawatir dengan skala operasi udara dan darat yang terjadi di Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat, dan serangan udara menghantam kamp pengungsi yang padat penduduk," ujarnya.
Palang Merah mengungkapkan rasa prihatin dengan intensifikasi kekerasan bersenjata yang mengkhawatirkan di Jenin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan amal medis MSF menyuarakan keprihatinan tentang akses.
"Serangan terhadap perawatan kesehatan termasuk pencegahan akses ke orang yang terluka sangat memprihatinkan," kata juru bicara WHO, Christian Lindmeier.
Lindmeier menyatakan, bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh pasukan Israel berarti petugas pertolongan pertama tidak dapat menjangkau yang terluka parah di dalam kamp. Badan amal medis MSF mengatakan buldoser militer telah menghancurkan jalan menuju kamp, membuat ambulans hampir tidak mungkin menjangkau pasien.
"Paramedis Palestina terpaksa berjalan kaki, di daerah dengan tembakan aktif dan serangan pesawat tak berawak," kata lembaga tersebut.