Rabu 05 Jul 2023 09:14 WIB

Tren Inflasi Terus Turun, Pemerintah Perkuat Koordinasi Pusat dan Daerah

Indonesia catat tren penurunan inflasi hingga akhir semester I 2023 jadi 3,5 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana terus memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah untuk menjaga inflasi sesuai yang ditargetkan pada tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan pemerintah berupaya mengendalikan inflasi dengan mengantisipasi risiko-risiko yang dapat menyebabkan gejolak harga guna mencapai sasaran inflasi 3,01,0 persen di akhir 2023.

Baca Juga

"Upaya pengendalian inflasi secara menyeluruh akan terus diperkuat dengan koordinasi pusat dan daerah, termasuk dalam mengoptimalkan APBN dan APBD dalam menjaga stabilitas harga," kata Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Indonesia mencatatkan tren penurunan inflasi hingga akhir semester I 2023. Inflasi Juni 2023 tercatat 3,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menurun dari bulan Mei sebesar 4,0 persen yoy.

Semua komponen pembentuk inflasi juga menunjukkan tren penurunan. Inflasi inti tercatat 2,6 persen yoy, relatif stabil dibandingkan bulan Mei yang sebesar 2,7 persen yoy. Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) melanjutkan tren menurun, meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi, yaitu 9,2 persen yoy.

Dari sisi pangan, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) juga terkendali. Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan pengendalian harga pangan secara konsisten.

Misalnya, peningkatan stok pangan yang dilakukan secara berkala dan pelaksanaan Gelar Pangan Murah di seluruh Indonesia. Kedua upaya tersebut berdampak signifikan pada penurunan inflasi volatile food hingga mencapai 1,2 persen yoy pada Juni 2023. Capaian itu lebih rendah dibandingkan puncak tekanan inflasi pangan yang terjadi pada bulan Juli 2022 di level 11,5 persen yoy.

Meski demikian, beberapa komoditas seperti daging dan telur ayam mengalami peningkatan harga akibat kenaikan permintaan seiring perayaan Idul Adha serta kenaikan harga pakan dan bibit ayam.

Ke depan, pemerintah berencana terus mewaspadai potensi risiko El Nino pada inflasi pangan, di antaranya melalui program edukasi ke petani terkait strategi tanam dan mendorong optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan air untuk meminimalkan risiko gagal panen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement