Rabu 05 Jul 2023 13:07 WIB

Gadis Diwisuda Teteskan Air Mata di Kuburan Ayah

Gadis diwisuda teteskan air mata itu merindukan kasih sayang ayah korban Srebrenica.

Rep: Idealisa Masyrafina, Rizky Suryarandika/ Red: Erdy Nasrul
 Seorang wanita Muslim Bosnia menziarahi makam selama upacara pemakaman untuk lima puluh korban Muslim Bosnia yang baru diidentifikasi, di Pusat Peringatan dan Pemakaman Potocari di Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina, 11 Juli 2022. Pemakaman itu adalah bagian dari upacara peringatan untuk menandai ulang tahun ke-27 genosida Srebrenica, yang dianggap sebagai kekejaman terburuk dalam perang Bosnia 1992-95. Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim dieksekusi dalam pembunuhan massal tahun 1995 setelah pasukan Serbia Bosnia menyerbu kota.
Foto: EPA-EFE/JASMIN BRUTUS
Seorang wanita Muslim Bosnia menziarahi makam selama upacara pemakaman untuk lima puluh korban Muslim Bosnia yang baru diidentifikasi, di Pusat Peringatan dan Pemakaman Potocari di Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina, 11 Juli 2022. Pemakaman itu adalah bagian dari upacara peringatan untuk menandai ulang tahun ke-27 genosida Srebrenica, yang dianggap sebagai kekejaman terburuk dalam perang Bosnia 1992-95. Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim dieksekusi dalam pembunuhan massal tahun 1995 setelah pasukan Serbia Bosnia menyerbu kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nama wanita muda itu adalah Nejra Lilic. Usianya sekitar 20 tahunan. Di tengah hari saat mentari begitu terik, dia membiarkan tubuhnya berkeringat, tubuh yang terbungkus jubah kebesaran alumnus perguruan tinggi, toga berwarna gelap.

Rambutnya tertutupi kain, tanda dia konsisten menutup aurat. Kemudian di atas kepalanya adalah penutup kepala dengan puluhan benang biru menjuntai. Biasanya kumpulan benang ini digeser oleh rektor atau kepala perguruan tinggi, tanda dia sudah menjadi sarjana.

Baca Juga

Pada hari yang cerah itu, Nejra tidak bersuka ria bersama teman, kolega, dan saudara. Dia lebih memilih datang ke kuburan ayahnya, Nijaz Lilic (1972-1995), di suatu kompleks permakaman.

Di sana tangan kanannya yang dihiasi sebuah cincin penghias jari manis  memegang nisan sang ayah. Dia tatap nisan itu. Wajahnya tak menampakkan senyum. Datar. Kunjungannya seakan memberikan kesan kepada sang ayah bahwa dirinya kini sudah tumbuh dewasa. Sudah berhasil mewujudkan cita-cita sang ayah agar anaknya kelak menjadi sarjana. Setelah itu berkarir dan memberikan manfaat kepada orang banyak.

Ilmu yang didapat akan menjadi bekal menatap masa depan. Kemudian akan mendapatkan banyak pengalaman dan inspirasi untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Ya, kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang semoga saja tidak lagi diwarnai konflik dan perang Srebrenica, sehingga menewaskan banyak orang, termasuk ayah Nejra yang kini jenazahnya ‘beristirahat’. 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement