Rabu 05 Jul 2023 15:01 WIB

Komisioner HAM PBB Kecam Kekerasan di Jenin, Tepi Barat

Serangan udara Israel bisa menjadi pembunuhan yang disengaja.

Red: Ani Nursalikah
Residents of the Jenin refugee camp fled their homes as the Israeli military pressed ahead with an operation in the area, in Jenin, West Bank, Tuesday, July 4, 2023. Palestinian health officials put the Palestinian death toll from the two-day raid at 10. The Israeli military said Israel launched the operation because some 50 attacks over the past year had emanated from Jenin.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Residents of the Jenin refugee camp fled their homes as the Israeli military pressed ahead with an operation in the area, in Jenin, West Bank, Tuesday, July 4, 2023. Palestinian health officials put the Palestinian death toll from the two-day raid at 10. The Israeli military said Israel launched the operation because some 50 attacks over the past year had emanated from Jenin.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) Volker Turk mengecam peningkatan kekerasan di wilayah Tepi Barat yang diduduki serta di Israel.

Menurut dia, operasi militer yang dilancarkan di Tepi Barat dan serangan tabrakan mobil di Tel Aviv semakin menegaskan pola kejadian yang sudah dikenal, yaitu kekerasan hanya akan memicu terjadinya lebih banyak kekerasan.

Baca Juga

"Pembunuhan, perbuatan yang menyebabkan kecacatan, dan penghancuran properti harus dihentikan," ujar Turk dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/7/2023).

Mengenai serangan militer Israel di Jenin, Turk mengatakan, skala operasi, penggunaan serangan udara berulang kali, dan penghancuran properti menimbulkan sejumlah masalah serius sehubungan dengan norma dan standar HAM internasional, termasuk kewajiban melindungi dan menghormati hak untuk hidup.