REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Rusia akan terus menentang sanksi-sanksi Barat. Ia mengatakan berbagai sanksi yang dijatuhkan ke Moskow justru akan membuat negaranya semakin kuat. Pernyataan Putin itu ia sampaikan pada pertemuan puncak, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO Summit 2023), yang digelar secara virtual, Selasa (4/7/2023).
Pidato Putin ini terkait sanksi Barat yang terus-menerus diberikan, setelah Moskow menginvasi Ukraina. Pertemuan Putin di Organisasi Kerja Sama Shanghai, walau dengan virtual ini adalah kali pertama baginya mengikuti agenda internasional sejak pemberontakan pasukan bayaran Wagner bulan lalu di Moskow.
Putin menggunakan platform ini untuk mengirim pesan pembangkangan kepada Barat, dengan mengatakan "Rusia melawan semua sanksi, tekanan, dan provokasi eksternal ini dan terus kuat bertahan tidak seperti sebelumnya".
Dia telah membuat beberapa penampilan publik sejak kelompok tentara bayaran Wagner melakukan pemberontakan singkat pada akhir Juni ini. Dalam kesempatan itu, Putin juga berterima kasih kepada sekutu yang tetap memberikan dukungan.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan saya dari negara-negara SCO yang menyatakan dukungannya terhadap tindakan kepemimpinan Rusia untuk melindungi tatanan konstitusional dan kehidupan serta keamanan warga negara," katanya pada KTT tersebut dalam pidato yang disiarkan di televisi dari Kremlin, Moskow.
Kelompok SCO terdiri dari sekitar 40 persen populasi dunia dan lebih dari 20 persen PDB global. Ditambah dengan Iran, maka SCO akan menguasai sekitar 20 persen cadangan minyak dunia.
Masuknya Iran sebagai anggota penuh pada pertemuan tahun ini akan meningkatkan portofolio energi SCO. Namun, hal ini akan memicu kemarahan di ibu kota-ibu kota negara Barat karena SCO semakin diadu dengan forum-forum yang dipimpin oleh Barat.