Rabu 05 Jul 2023 16:51 WIB

PDIP Belum Bahas Isu Gibran Bersaing di Pilpres

Sempat beredar isu Gibran akan berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
 Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Republika/Alfian
Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Wuryanto mengatakan, hingga saat ini tak ada pembahasan di internal untuk mendorong Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Kalau di internal belum ada. Kalau dalam diskusi lepas, ngomong-ngomong lepas ya ada, tapi kalau diskusi bener tidak ada," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Baca Juga

Ia enggan berbicara lebih jauh terkait kemungkinan majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pada Pilpres 2024. Sebab, keputusan ada di tangan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.

"Ya nanti kalau ada rekomendasi Ketua Umum, apa rekomendasinya capres, gubernur, atau tetap di Solo kita juga tidak tahu," ujar Bambang.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengaku tak pernah membahas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal dirinya yang santer diisukan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres). Baik menjadi pendamping Ganjar Pranowo ataupun Prabowo Subianto.

Seperti diketahui, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi sempat membocorkan pembicaraannya dengan Jokowi mengenai Gibran yang menjadi cawapres dari Prabowo pada Kamis (25/5/2023) kemarin. Meski dari pembicaraan tersebut, Jokowi menolak usulan tersebut.

Gibran mengaku tak tahu-menahu soal pertemuan itu. Soal penolakan Jokowi atas usulan pro-Jokowi untuk dirinya menjadi cawapres juga pihaknya mengaku tak tahu-menahu. "Enggak, saya tidak mengerti masalah itu. Saya nggak tahu, kalau penolakan (Jokowi) saya juga nggak tahu penolakan itu," ujar Gibran ketika ditemui di Balai Kota Solo, Jumat (26/5/2023).

Gibran juga menegaskan tak pernah mengkomunikasikan hal tersebut dengan Jokowi. "Enggak, ra tau bahas itu," katanya.

Pihaknya juga menegaskan tak ikut campur mengenai urusan pencapresan. Menurut dia, hal tersebut tidak sesuai dengan kapabilitasnya. Ia mengatakan, hal tersebut adalah urusan para ketua umum partai.

"Ngene lo urusan pencapresan pemilihan wapres itu urusan para para pimpinan para ketua umum anak kecil seperti saya nggak ikut ikut wong saya ini nggak punya posisi apa apa, saya bukan siapa siapa," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement