Rabu 05 Jul 2023 16:54 WIB

Bakesbangpoldagri NTB Antisipasi Ajaran Alumni Ponpes Al Zaytun

Bakesbangpoldagri sudah menggelar rapat koordinasi di Kejaksaan Tinggi NTB.

Massa yang tergabung dalam Paguyuban Pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (PPNKRI) melakukan aksi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023). Dalam aksi tersebut mereka mendesak pemerintah untuk segera mencabut izin Pondok Pesantren Al Zaytun karena dinilai telah menyebarkan ajaran sesat kepada santrinya, serta mengecam pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang yang diduga telah menistakan agama.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Massa yang tergabung dalam Paguyuban Pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (PPNKRI) melakukan aksi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023). Dalam aksi tersebut mereka mendesak pemerintah untuk segera mencabut izin Pondok Pesantren Al Zaytun karena dinilai telah menyebarkan ajaran sesat kepada santrinya, serta mengecam pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang yang diduga telah menistakan agama.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Nusa Tenggara Barat mengantisipasi masuknya ajaran dari alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Jawa Barat (Jabar) ke wilayah itu.

Kepala Bakesbangpoldagri NTB Ruslan Abdul Gani mengatakan pemantauan terus diintensifkan jajaran pemerintah provinsi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB. Hanya saja, hingga kini belum ditemukan adanya ajaran atau aliran sesat dari Ponpes Al Zaytun yang masuk ke wilayah itu.

Baca Juga

"Beberapa tahun lalu, ada putra-putri kita dari NTB yang sekolah di sana. Pasti kita awasi, pergerakan ke NTB sudah kita antisipasi. Jangan sampai hal serupa ada di NTB, tapi saya tegaskan tidak ada aliran atau ajaran sesat di NTB," ujarnya, Rabu (5/7/2023).

Ruslan mengatakan terus berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk mengantisipasi munculnya ajaran atau aliran sesat keagamaan, sehingga ketika ada gejala-gejala atau permasalahan yang terkait keagamaan segera menjadi atensi.

Terlebih, jejaring yang ada akan lebih dimasifkan agar sebelum muncul ke permukaan dapat dilakukan deteksi. "Ada deteksi dini, diantisipasi semuanya. Alhamdulillah, tidak ada gejala di NTB. Walaupun ada informasi-informasi terkait dengan adanya penyimpangan terkait ajaran yang seharusnya, cepat diketahui. Alhamdulillah tidak berkembang, tidak muncul," katanya.

Terkait jumlah alumni Ponpes Al Zaytun yang berasal dari NTB, Ruslan menyebutkan belum memiliki angka pastinya. Namun, sedang melakukan pemantauan di lapangan. Mengantisipasi ajaran sesat di NTB, pada Juni pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi di Kejaksaan Tinggi NTB.

"Walaupun ada gejala-gejala, kami difasilitasi pertemuan di kejaksaan satu bulan yang lalu terkait antisipasi permasalahan aliran sesat. Alhamdulillah, tidak ada sesuai data terakhir saya mengikuti pertemuan di kejaksaan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement