REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar
Belakangan beredar kabar nama Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan. Namun, menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, keputusan terkait hal tersebut ada di tangan Anies.
"Siapa itu kita tidak tahu, karena hanya beliau yang tahu ya. Kita harus menghargai juga itu privilege beliau, privilege beliau lah untuk menentukan itu," ujar Benny di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Ia yakin, Anies telah mendengar banyak masukan dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terkait bakal cawapresnya. Termasuk menangkan aspirasi dari banyak elemen masyarakat.
"Bahwa masih ada upaya untuk mengusulkan nama ya saya rasa nama-nama itu (Yenny atau Khofifah) tidak harus selalu dibaca untuk dalam konteks cawapresnya," ujar Benny.
"Mungkin (usulan Yenny atau Khofifah) dalam konteks bagaimana membangun kebersamaan ke depannya, bagaimana membangun kolaborasi untuk sama-sama membangun Indonesia masa depan yang lebih baik kan," sambung anggota Komisi III DPR itu.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengungkapkan sembilan nama yang pernah beredar menjadi kandidat cawapres untuk Anies. Kesembilan tersebut pernah dibahas oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan pada beberapa bulan lalu.
Nama-nama tersebut adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Selanjutnya ada Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid.
Kemudian, mantan panglima TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dua nama terakhir adalah elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yakni Ahmad Heryawan dan Ahmad Syaikhu.
"Partai Demokrat sudah memaparkan nama-nama bakal cawapres itu beberapa bulan lalu, di kantor DPP PD (Partai Demokrat), kepada tim capres, atas permintaan tim capres. Sebagaimana tim capres meminta masukan kepada Partai Nasdem dan PKS," ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/6/2023).
Meskipun nama AHY memiliki elektabilitas yang baik, tetapi nama-nama lain pun diperhitungkan oleh Partai Demokrat. AHY bahkan disebutnya memerintahkannya sebagai Kepala Bappilu Partai Demokrat untuk memperhitungkan alternatif nama-nama lain tersebut.
"Partai Demokrat tidak pernah memaksakan AHY sebagai bacawapres Anies Baswedan. Silakan ditanyakan kepada capres Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Nasdem, dan Ketua Umum PKS. Bahkan, Partai Demokrat setuju untuk menyerahkan keputusan cawapres kepada capres sesuai dengan Piagam Koalisi," ujar Andi.