REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Lembaga nirlaba berbasis di Riyadh, Pusat Global Pemberantasan Ideologi Ekstremis (Etidal), bekerja sama dengan platform Telegram, menghapus 7.207.810 konten ekstremis dan menutup 1.554 kanal ekstremis, selama triwulan kedua atau April sampai Juni 2023.
Tim Etidal mengawasi aktivitas propaganda digital yang diterbitkan dalam bahasa Arab pada platform Telegram, yang berasal dari tiga organisasi teroris, yakni Alqaidah, Hayat Tahrir Al-Sham, dan ISIS.
Jumlah konten ekstremis yang dihapus dari Alqaidah berada pada puncak dengan jumlah 3.511.979 konten ekstremis dalam 535 kanal ekstremis, diikuti Hayat Tahrir al-Sham dengan 1.95.527 konten ekstremis dalam 403 kanal. ISIS menyiarkan 1.744.304 konten ekstremis dalam 616 kanal ekstremis.
Pada 18 April lalu, yang bertepatan dengan 27 Ramadhan terjadi aktivitas tertinggi dalam penyiaran konten ekstremis dengan 615.506 konten ekstremis, di samping 81 kanal ekstremis.
Tim pengawasan Etidal mencatat intensitas aktivitas Alqaidah dalam menyiarkan konten ekstremis untuk pertama kalinya sejak Februari 2022 hingga kini yang mencapai 3,5 juta konten ekstremis dalam 535 kanal.
Etidal dan platform Telegram terus melanjutkan kerja sama dalam dua tahun berturut-turut. Sejak dimulainya kerja sama tersebut pada Februari 2022 hingga Juni 2023, sebanyak 28,2 juta konten ekstremis dihapus dan 10.218 kanal ditutup.