Kamis 06 Jul 2023 06:15 WIB

Keluarga di Jenin Menangisi Para Remaja yang Jadi Korban Israel

Korban tewas akibat serangan Israel berkisar pada usia 16-23 tahun

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Keluarga menangisi jasad seorang remaja bernama Noureddin Marshoud dan remaja lainnya yang jadi korban serangan Israel
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Keluarga menangisi jasad seorang remaja bernama Noureddin Marshoud dan remaja lainnya yang jadi korban serangan Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Keluarga menangisi jasad seorang remaja bernama Noureddin Marshoud (16 tahun) yang terbaring di kamar mayat di Rumah Sakit di Jenin, Selasa (4/7/2023). Marshoud menjadi korban tewas setelah tentara zionis Israel menggelar operasi militer di daerah Jenin, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki.

Marshoud disebut oleh kelompok militan Jihad Islam sebagai salah satu dari empat anggotanya yang terbunuh pada Senin (3/7/2023), dalam serangan Israel di kamp pengungsi Palestina di Jenin. Kerabat yang berduka membelai wajah dan rambutnya saat jenazah Marshoud dibungkus dengan kain kafan di rumah sakit terdekat.

Baca Juga

Ayah Marshoud, Hussam, mengatakan terakhir kali ia melihat putranya, ketika ia bergegas ke rumah sakit setelah mendengar bahwa seorang temannya terluka. "Dia berkata, 'Saya ingin pergi ke rumah sakit...' Saya punya firasat bahwa sesuatu akan terjadi."

Sedikitnya 12 warga Palestina telah terbunuh dalam operasi Israel yang dimulai pada hari Senin (3/7/2023), sebagai salah satu operasi terbesar di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa korban tewas dilaporkan masih remaja dibawah umur, berusia belasan tahun.

Kelompok Jihad Islam yang didukung Iran mengatakan bahwa selain Marshoud, para pejuang berusia 17, 18, dan 19 tahun juga tewas. Usia mereka menunjukkan para remaja muda dari mereka yang terjebak dalam kekerasan yang terus meningkat di wilayah Tepi Barat seperti Jenin.

Wilayah pengungsi ini, memiliki kehidupan yang sulit bagi warga Palestina. Di mana pekerjaan sulit ditemukan dan harapan untuk masa depan telah diredupkan oleh prospek suram proses perdamaian yang tidak kunjung usai.

Zionis Israel mengatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur dan senjata kelompok militan di kamp tersebut. Israel menuduh sekitar 14.000 orang tinggal di gang-gang sempit yang telah lama menjadi benteng pertahanan kelompok-kelompok bersenjata Palestina.

Israel mengklaim telah terjadi sekitar 50 serangan penembakan terhadap warga Israel sejak awal tahun ini oleh orang-orang dari daerah Jenin. Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mengkonfirmasi sembilan orang Palestina yang tewas oleh pasukannya, dan mengatakan bahwa semuanya adalah kombatan.

Hamas, kelompok Islamis yang memerintah Jalur Gaza, mengatakan salah satu anggotanya tewas. Tidak ada konfirmasi langsung dari sumber-sumber Palestina mengenai apakah enam korban tewas lainnya - termasuk pria berusia 17 hingga 23 tahun - adalah kombatan atau warga sipil.

Kematian tersebut menambah jumlah korban gelombang kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 190 warga Palestina. Termasuk pejuang dan warga sipil, serta 25 warga Israel dan warga asing sejak awal tahun ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement