Kamis 06 Jul 2023 05:00 WIB

Negosiasi Gaji Mandek, Serikat Guru di Inggris akan Lanjutkan Aksi Pemogokan

Pemerintah Inggris dituding menolak melanjutkan negosiasi terkait gaji guru.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Sekitar 300 ribu guru di seluruh Inggris melakukan aksi mogok dan menggelar unjuk rasa pada Rabu (5/7/2023).
Foto: Xinhua
Sekitar 300 ribu guru di seluruh Inggris melakukan aksi mogok dan menggelar unjuk rasa pada Rabu (5/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sekitar 300 ribu guru di seluruh Inggris melakukan aksi mogok dan menggelar unjuk rasa pada Rabu (5/7/2023). Mereka turun ke jalan karena negosiasi dan perdebatan mengenai gaji guru tak kunjung usai.

Para guru melakukan pemogokan tergabung dalam National Education Union (NEU), serikat pendidikan terbesar di Eropa. "Kami tidak ingin mogok tetapi pendidikan dihancurkan oleh Pemerintah yang tidak menghargai kami atau pekerjaan yang kami lakukan," kata NEU dalam sebuah unggahan di akun media sosialnya, dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

NEU menuding Pemerintah Inggris menolak melanjutkan negosiasi terkait gaji guru di sana. “Menteri pendidikan menolak untuk memasuki kembali negosiasi dengan alasan bahwa dia dan departemennya sedang menunggu publikasi rekomendasi Badan Peninjauan Guru Sekolah tentang gaji,” ungkap Mary Bousted dan Kevin Courtney, sekretaris jenderal gabungan NEU, dalam pernyataan bersama.

NEU telah mengumumkan rencana untuk melakukan pemogokan dan unjuk rasa serupa pada Jumat (7/7/2023) mendatang. “Kami menyesali gangguan terhadap pendidikan akibat pemogokan kami dan kami mendukung pengaturan ulang hari transisi jika memungkinkan – seperti yang telah dikonfirmasi oleh beberapa otoritas lokal seperti Birmingham, Coventry dan Warwickshire. Kami memberikan pengecualian kepada anggota yang terlibat dalam perjalanan sekolah yang tidak dapat diatur ulang,” kata NEU.