REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Komandan polisi Tel Aviv, Ami Eshed, mengatakan pada Rabu (5/7/2023), dia mengundurkan diri dari kepolisian. Keputusan itu menyoroti intervensi politik oleh anggota kabinet ekstrem kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dinilai menginginkan penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Eshed mengatakan, tidak dapat memenuhi harapan 'eselon menteri'. Dia menyatakan, menteri itu telah melanggar semua aturan dan secara terang-terangan ikut campur dalam pengambilan keputusan profesional.
"Saya dapat dengan mudah memenuhi harapan ini dengan menggunakan kekuatan yang tidak masuk akal yang akan memenuhi ruang gawat darurat Ichilov (rumah sakit Tel Aviv) di akhir setiap protes," kata Eshed.
Komandan Distrik Tel Aviv ini tidak menyebut nama Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir. Ben-Gvir sebelumnya telah menuntut tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang memblokir jalan dan jalan raya dalam demonstrasi terhadap perombakan sistem peradilan oleh pemerintah.
"Untuk pertama kalinya dalam tiga dekade pelayanan, saya menemukan kenyataan yang tidak masuk akal di mana memastikan ketenangan dan ketertiban bukanlah yang dituntut dari saya, tetapi justru sebaliknya," kata Eshed.
Segera setelah pengumuman Eshed, ratusan pengunjuk rasa yang membawa bendera Israel dan meneriakkan 'demokrasi' berbaris melalui Tel Aviv. Beberapa memblokir jalan raya utama, menyalakan api dan berhadapan dengan polisi dengan menunggang kuda.
Ben-Gvir telah memberi tahu Eshed pada Maret, bahwa dia akan diberi peran baru di kepolisian. Langkah ini dianggap menghancurkan peluangnya untuk diangkat menjadi kepala kepolisian.
"Politik telah merembes ke jajaran paling senior di Israel dan seorang perwira berseragam telah menyerah kepada politisi senior di sebelah kiri," katanya.
Dalam pernyataan di televisi, Ben-Gvir menyatakan, Eshed telah melewati batas berbahaya. Seorang garis keras ini telah mencari otoritas yang lebih besar atas kepolisian ketika diminta untuk melayani sebagai menteri pengawas yang memicu kekhawatiran tentang kemandirian polisi.
Setelah menarik kembali beberapa pandangan, Ben-Gvir bergabung dengan koalisi baru Netanyahu pada Desember, mengkhawatirkan kelompok liberal di dalam dan luar negeri. Pemimpin partai Jewish Power sejak itu menegur polisi karena perlakuannya terhadap pengunjuk rasa.