Kamis 06 Jul 2023 06:48 WIB

Dituduh Jadi Beking Panji Gumilang, Moeldoko: Datanya dari Mana?

KSP Moeldoko menyebut, orang yang menuduhnya mungkin salah minum obat.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko, membantah memiliki kepentingan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun. Dia juga menepis tudingan pihak tertentu kepadanya sebagai pelindung Syekh Panji Gumilang.

Moeldoko pun berkelakar orang-orang yang menuding dirinya melindungi Al-Zaytun kemungkinan punya persoalan pribadi. "Kalau saya dituduh jadi beking itu datanya dari mana? Orang-orang yang ngomong mungkin salah minum obat," kata Moeldoko saat wawancara di rumahnya, Jakarta, Rabu (6/7/2023).

Baca: KSP Moeldoko Tegaskan tak Punya Kepentingan dengan Panji Gumilang

Dalam kesempatan yang sama, Moeldoko menilai, isu sensitif yang dapat menyulut reaksi dari publik pada prinsipnya perlu dapat dimitigasi. Pemerintah perlu mengelola hal itu agar tidak menjadi isu yang liar.

"Saya pikir memang kita harus kelola dengan baik, karena ini persoalan-persoalan sensitif. Maka perlu dikelola dengan baik sehingga persoalan-persoalan itu tidak berlarut-larut nanti menjadi liar sehingga sulit. Saya pikir kita (pemerintah) hadir di situ untuk mengelola," kata eks panglima TNI tersebut.

Dia juga mrnyinggung tentang beberapa tudingan tidak berdasar yang ditujukan kepada dirinya. Dia menduga, hal itu kemungkinan bertujuan untuk menjatuhkan dirinya. Moeldoko pun mengingatkan orang itu untuk hati-hati dalam berbicara.

Baca: KSP Moeldoko: TNI tak Bisa Ngawur Bebaskan Pilot Susi Air

"Biasa itu ada orang goreng (isu), tujuannya sangat jelas bagaimana men-downgrade saya. Saya cukup tahu petanya seperti apa. Tetapi yang perlu kita pahami, masyarakat Indonesia perlu paham, kenapa Al-Zaytun selalu muncul setiap (menjelang) pemilu. Ini kan aneh, pasti ada sesuatu yang memainkan untuk apa, bisa saja untuk kepentingan elektabilitas, dan seterusnya," kata Moeldoko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement