REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Pemerintah Rio de Janeiro, Brasil menetapkan undang-undang anti-rasialisme setelah penyerang Real Madrid Vinicius Junior berkali-kali mendapatkan perlakuan rasialis dalam kegiatan olahraga. Pemain internasional Brasil tersebut sering menjadi sasaran rasisalis di Spanyol, termasuk saat Real Madrid melawan Valencia Mei lalu. Itu adalah insiden ke-10 yang diterima Vinicius di La Liga dan telah dilaporkan La Liga ke Jaksaan setempat.
Media lokal Rio de Janeiro menyebut ditetapkan UU tersebut terinsipirasi oleh tangapan sang pemain terhadap insiden di Stadion Mestalla, Valencia di mana laga dihentikan selama beberapa menit karena perbuatan rasialis para suporter di tribun. UU tersebut mencakup cara memproses keluhan rasialisme dan pendidikan anti rasialisme.
"Hari ini adalah hari yang sangat istimewa dan saya harap keluarga saya sangat bangga," Kata Vinicius di Stadion Maracana, dilansir dari ESPN, Kamis (6/7/2023).
Ia tidak menyangka, mendapatkan perlakuan rasis di usianya yang masih sangat muda. Di Stadion Maracana, Vinicius menerima penghargaan dari majelis legislatif dan dewan kota Rio. Selain itu, jejak kakinya ditambahkan ke Walk of Fame Stadion di samping jejak pemain hebat Brazil seperti Pele, Garrincha, dan Ronaldo.
Mengomentari penghargaan tersebut, Vinicius bertanya kepada diri sendiri apakah pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Ia tidak menyangka bisa mendapatkan banyak penghargaan dan kasih sayang yang sangat besar dari orang-orang di Flamengo.
Sekretaris Olahraga Rio de Janeiro Rafael Picciani mengatakan merupakan suatu kehormatan baginya memberikan penghargaan kepada idola sepak bola Brasil yakni Vinicius yang lahir dan besar di Rio de Janeiro. Ia menegaskan selain catatan prestasi sepak bolanya, Vinicius dipandang sebagai simbol perjuangan melawan rasialisme.