Kamis 06 Jul 2023 15:42 WIB

Pejabat Tinggi Turki dan Swedia akan Bertemu di Markas NATO

Proses ratifikasi Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO tidak mudah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pejabat senior Swedia dan Turki dijadwalkan bertemu  di markas NATO pada Kamis (6/7/2023)
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Pejabat senior Swedia dan Turki dijadwalkan bertemu di markas NATO pada Kamis (6/7/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pejabat senior Swedia dan Turki dijadwalkan bertemu  di markas NATO pada Kamis (6/7/2023) untuk mencoba mengatasi masalah pengajuan keanggotaan Swedia di aliansi militer tersebut. Sejauh ini, Turki belum memberikan restu kepada Swedia untuk menjadi anggota NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg akan memimpin pertemuan tersebut. Pertemuan ini juga akan melibatkan menteri luar negeri, kepala intelijen, dan penasihat keamanan nasional negara tersebut. Selain itu, pejabat tinggi Finlandia juga akan ambil bagian dalam pertemuan itu. Swedia dan Finlandia mengakhiri kebijakan nonblok militer setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Swedia dan Finlandia mendaftar untuk keanggotaan NATO.

Baca Juga

Proses ratifikasi Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO tidak mudah. Mereka harus mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota NATO. Ketika itu, Turki dan Hongaria tidak langsung menyetujui keanggotaan NATO terhadap Swedia dan Finlandia. Setelah menempuh berbagai pembicaraan dan kesepakatan, Finlandia resmi menjadi anggota NATO pada April lalu.

Sementara Swedia masih harus menjalani jalan terjal untuk menjadi anggota NATO. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengisyaratkan Turki belum siap untuk meratifikasi keanggotaan Swedia di NATO. Dia mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan

Hanya Turki dan Hongaria yang menunda keanggotaan Swedia. Sementara 29 sekutu mengatakan, Swedia telah membuat konsesi untuk memenuhi tuntutan Turki. Swedia telah mengubah undang-undang anti-terornya dan mencabut embargo senjata terhadap Turki.

Tetapi Turki menuduh Swedia terlalu lunak terhadap kelompok yang dapat menimbulkan ancaman keamanan, termasuk kelompok militan Kurdi dan orang-orang yang terkait dengan upaya kudeta pada 2016. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, kedua pihak akan meninjau langkah-langkah yang diambil Finlandia dan Swedia, terutama dalam konteks memerangi terorisme.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan akan bergabung dalam pertemuan tersebut dengan kepala penasihat Erdogan, Akif Cagatay Kilic, Wakil Menteri Luar Negeri Burak Akcapar dan kepala intelijen, Ibrahim Kalin. Hongaria juga menahan persetujuan pencalonan Swedia. Para pejabat NATO berharap Hongaria dan Turki dapat segera memberikan ratifikasi kepada Swedia.

Pada KTT Uni Eropa pekan lalu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan Hungaria telah memberikan jaminan bahwa Hongaria tidak akan menahan keanggotaan Swedia.  "Dua kali, saya telah berbicara dengan Perdana Menteri (Viktor) Orban. Kedua kali dia telah mengkonfirmasi bahwa Hongaria tidak akan menunda,"

Protes pembakaran Alquran di luar sebuah masjid di Stockholm pada pekan lalu telah memicu ketegangan antara Turki dan Swedia.  Erdogan mengkritik Swedia karena mengizinkan aksi pembakaran kitab suci itu. Polisi mengizinkan protes dengan alasan kebebasan berbicara, setelah pengadilan membatalkan larangan pembakaran serupa kitab suci umat Islam.

NATO berharap jalan menuju keanggotaan Swedia akan mulus sebelum KTT pada 11-12 Juli di Lituania.  Masuknya Swedia akan menjadi momen yang kuat secara simbolis dan indikasi terbaru bahwa perang Rusia mendorong negara-negara untuk bergabung dengan aliansi tersebut.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement