Kamis 06 Jul 2023 16:03 WIB

Pence: Trump dan DeSantis tak Paham Dampak Bantuan Militer AS pada Ukraina

Trump mengatakan melawan invasi Rusia ke Ukraina bukan kepentingan strategis nasional

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengatakan Trump tak paham seruan mereka untuk membatasi bantuan militer ke Ukraina
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengatakan Trump tak paham seruan mereka untuk membatasi bantuan militer ke Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, SIOUX -- Mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengatakan mantan presiden Donald Trump dan Gubernur Florida Ron DeSantis tidak memahami besarnya dampak seruan mereka untuk membatasi bantuan militer ke Ukraina. Pence bersaing dengan Trump dan DeSantis dalam pencalonan kandidat presiden dari Partai Republik.

"Dengan segala hormat, saya pikir mantan presiden dan gubernur Florida tidak memahami kepentingan nasional Amerika dalam mendukung militer Ukraina dalam membahas militer Rusia di Ukraina," kata Pence sebelum acara kampanye di Sioux City, Rabu (6/7/2023).

Baca Juga

Pence yang mengunjungi Ukraina pekan lalu mendukung pemerintah AS meningkatkan bantuan militer ke negara itu. "Jangan salah Cina sedang mengawasi," katanya.

Ia mengatakan komitmen AS menahan Rusia menjadi sinyal kesediaan Washington untuk menahan ambisi militer Cina di Asia. Trump mengatakan melawan invasi Rusia ke Ukraina bukan kepentingan strategis nasional AS.

"Semakin terjerat dalam pertikaian teritorial antara Ukraina dan Rusia bukan salah satu kepentingan vital nasional Amerika," kata DeSantis.

Pence mengungkapkan konsensus kandidat presiden dari Partai Republik yang tidak mendukung pengerahan pasukan AS ke Ukraina. Tapi jajak pendapat yang dirilis Pew Research Center menunjukkan persentase warga AS yang mengatakan Amerika terlalu banyak memberikan bantuan militer ke Ukraina dalam perang yang pecah 2022 lalu terus bertambah.

Berdasarkan jajak pendapat sekitar 44 persen pemilih Partai Republik dan pemilih independen yang cenderung memilih Partai Republik menilai AS memberikan terlalu banyak bantuan militer ke Ukraina. Naik dari angka tertinggi sebelumnya yang sebanyak 40 persen.

Pence menceritakan kunjungannya ke desa-desa Ukraina yang diserang di awal invasi. Ia mengatakan melihat kuburan massal termasuk jenazah "lebih dari 500 warga sipil tak bersenjata yang ditembak hingga tewas di jalan-jalan. Pria, perempuan dan anak-anak."

"Saya pikir kami harus berdiri teguh, kuat. Saya akan melakukannya, sementara yang lain mungkin akan lebih memberi jalan pada sentimen populis," kata Pence.

Pence menghabiskan waktunya di Ukraina di Ibukota Kiev dan daerah sekitarnya, jauh dari garis depan pertempuran. Dimana selama beberapa pekan terakhir pasukan Ukraina berusaha mencari titik lemah pertahanan Rusia.

Namun Pence mengatakan ini saatnya untuk memberikan tank dan peralatan lain. Saat Ukraina melancarkan serangan balik yang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskky katakan bertujuan membebaskan daerah-daerah yang diduduki Rusia.

"Maksud saya, kami sedang di tengah panasnya musim pertempuran, Ukraina meraih kemajuan, saya benar-benar kami harus memperhatikan paruh pertama abad ke-20." kata Pence.

"Bila kami tidak terpecah, bila kami tidak memberikan militer Ukraina apa yang mereka butuhkan untuk membalas dan mengalahkan invasi Rusia, saya yakin paruh kedua abad ke-21 akan terlihat jauh seperti dari paruh pertama abad ke-20," tambah Pence.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement