Kamis 06 Jul 2023 18:01 WIB

Dioperasikan Tanpa Masinis, Apakah LRT Jabodebek Aman?

LRT Jabodebek tanpa masinis lebih aman karena memiliki sistem keamanan berlapis.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Train attendant mengoperasikan simulator Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Depo LRT Jatimulya, Bekasi Timur, Jawa Barat, Kamis (6/7/2023). Simulator LRT tersebut digunakan  untuk melatih kompetensi train attendant agar mampu mengendalikan trainset atau LRT juga dapat difungsikan sebagai tempat praktik untuk mendapatkan sertifikasi dari Dirjen KA.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Train attendant mengoperasikan simulator Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Depo LRT Jatimulya, Bekasi Timur, Jawa Barat, Kamis (6/7/2023). Simulator LRT tersebut digunakan untuk melatih kompetensi train attendant agar mampu mengendalikan trainset atau LRT juga dapat difungsikan sebagai tempat praktik untuk mendapatkan sertifikasi dari Dirjen KA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LRT Jabodebek segera melakukan soft launching dengan tarif Rp 1 pada 12 Juli 2023. LRT yang memiliki 18 stasiun terbentang sepanjang 44 kilometer itu nantinya akan dioperasikan tanpa masinis.

Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo memastikan operasional kereta tetap aman meskipun tanpa masinis. “Dengan operasional tanpa masinis tentunya akan lebih aman dibandingkan yang menggunakan tenaga kerja manusia,” kata Kuswardojo saat ditemui di dalam rangkaian LRT Jabodebek, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, 60 persen kecelakaan dipengaruhi oleh faktor manusia karena kelelahan dan sebagainya. LRT Jabodebek tanpa masinis lebih aman karena memiliki sistem keamanan berlapis.

“Jadi artinya, ketika kita menginstall sistem perjalanan ke dalam kereta ini di situ ada berbagai sistem yang mengatur. Ketika dia berjalan lebih dari 80 kilometer per jam maka sistem akan rem sendiri,” ungkap Kuswardojo.

Begitu juga misalnya jika kereta di depannya kecepatan berkurang menjadi 60 kilometer per jam, maka kereta di belakang akan menyesuaikan kecepatan. Dengan begitu jarak setiap rangkaian kereta akan tetap sama.

“Ketika ada sesuatu yang kita tidak inginkan, katakanlah jalur kereta kita ada benda dan itu akan terdeteksi. Dia akan berhenti sebelum kena benda tersebut,” kelas Kuswardojo.

Begitu juga saat terjadi gempa, Kuswardojo memastikan rangkaian LRT Jabodebek akan berhenti otomatis. Selanjutnya, kereta akan melaju kembali ketika kondisi sudah memungkinkan sehingga jauh lebih aman.

Nantinya LRT Jabodebek akan terkoneksi dengan moda transportasi lainnya. Mulai dari Stasiun Dukuh Atas yang terkoneksi dengan Commuterline, MRT Jakarta, KA Bandara, serta Transjakarta BRT. Stasiun Setiabudi, Stasiun Rasuna Said, Stasiun Kuningan, Stasiun Pancoran, Stasiun Ciliwung, Stasiun Cawang, dan Stasiun TMII yang terkoneksi dengan Transjakarta BRT.

Stasiun Cikoko yang terkoneksi dengan Commuterline, Transjakarta BRT, dan Mikrotrans. Serta Stasiun Halim yang terkoneksi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Lalu juga ada stasiun yang terkoneksi dengan terminal yakni Stasiun Kampung Rambutan dimana terdapat koneksi dengan Terminal Kampung Rambutan, Transjakarta BRT, serta Mikrotrans. Selanjutnya ada Stasiun Ciracas dan Stasiun Jatibening Baru yang terkoneksi dengan Mikrotrans.

Seain itu juga Stasiun Cikunir 1 dan Stasiun Cikunir 2 yang terkoneksi dengan angkutan kota. Stasiun Bekasi Barat dan Stasiun Jati Mulya yang terhubung dengan Transjakarta BRT, Trans Patriot, dan angkutan kotan. Serta yang terakhir Stasiun Harjamukti yang terkoneksi dengan Transjakarta BRT dan Mikrotrans.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement