REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Satuan pasukan Elite Udara Inggris (SAS) secara langsung disebut dalam penyelidikan yang berkaitan dengan aksi kekejian di Afghanistan, terkait dugaan pembunuhan di luar proses hukum di negara tersebut antara tahun 2010 dan 2013. Hal itu disampaikan seorang pengacara yang mewakili keluarga korban, Richard Hermer, yang mengatakan pada Rabu (5/7/2023).
Pernyataan Richard Hermer muncul ketika Penyelidikan Independen Terkait Afghanistan, mengadakan sidang hari pertama dari dua hari sidang di Royal Courts of Justice di London. Ia merujuk pada pernyataan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengenai penyelidikan tersebut sebagai "semi-konsesi," dimana Hermer mencatat, bagaimanapun juga, ini merupakan pengakuan bahwa Pasukan Khusus Inggris terseret atas aksi di Afghanistan.
"Penyelidikan ini sekarang mencapai tahap pemeriksaan substantif, dan saya dapat mengonfirmasi bahwa tuduhan-tuduhan tersebut berkaitan dengan perilaku Pasukan Khusus Inggris," kata Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.
Dalam sebuah pernyataan tertulis menjelang sidang, Wallace mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan terus "menyeimbangkan persyaratan untuk bersikap seterbuka dan setransparan mungkin" dengan pertimbangan keamanan nasional.
Dia mengatakan bahwa dia "tetap teguh" dalam hal ini untuk melindungi mereka yang terlibat dan demi keamanan nasional negara.
Hakim pengadilan Haddon-Cave, yang juga ketua penyelidikan atas kasus ini, mengatakan bahwa pengakuan kementerian terkait kehadiran SAS di Afghanistan adalah "sebuah perkembangan yang perlu disambut baik."
"Mudah-mudahan ini akan mempersingkat sidang ini dan menyederhanakan hal-hal yang harus saya tentukan," tambahnya.
Rapat dengar pendapat akan dilanjutkan pada hari Kamis (6/7/2023). Sebelumnya, pada bulan Maret, Haddon-Cave meluncurkan penyelidikan independen atas tuduhan pembunuhan tanpa proses pengadilan oleh pasukan Inggris di Afghanistan.
Dia mengatakan bahwa "sangat penting" bahwa mereka yang telah melanggar hukum dirujuk ke pihak berwenang "demi reputasi angkatan bersenjata dan negara," mengacu pada tuduhan "sangat serius" atas lebih dari 50 pembunuhan tanpa proses pengadilan di Afghanistan yang melibatkan pasukan elit SAS.
Desember lalu, Kementerian Pertahanan Inggris memerintahkan penyelidikan independen setelah sebuah film dokumenter BBC TV, yang melaporkan bahwa tentara SAS telah membunuh puluhan orang. Aksi itu dilakukan dalam upaya penggerebekan yang dilakukan oleh salah satu skuadronnya di Helmand pada tahun 2010-2011 lalu.