REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia total akan punya 32 unit pesawat angkut militer jenis Hercules. Kendati begitu, Prabowo menilai TNI AU masih butuh tambahan pesawat angkut militer.
"Saya kira, TNI butuh lebih banyak angkutan," kata Prabowo usai menyerahkan Pesawat Super Hercules C-130J baru kepada TNI AU di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (6/7/2023).
Selain membeli Super Hercules C-130J, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) juga sudah menekan kontrak pembelian dua unit pesawat angkut A400M Atlas. Kemenhan juga membuka opsi untuk menambah dua unit lagi pesawat angkut buatan Airbus tersebut yang lebih besar dari Super Hercules.
Adapun pesawat yang diserahkan Prabowo itu merupakan Super Hercules C-130J unit kedua. Unit pertama diketahui diserahkan kepada TNI AU pada Maret 2023. Unit ketiga diperkirakan tiba di Tanah Air pada Juli 2023, lalu unit keempat pada Oktober 2023, dan unit kelima pada Januari 2024.
Prabowo mengatakan, dengan tambahan lima unit Super Hercules C-130J, total TNI AU akan memiliki 36 pesawat tipe Hercules pada awal tahun depan. Hanya saja, 31 unit yang sudah dimiliki sebelumnya bukan seri J, melainkan Hercules seri lama.
Dia menjelaskan, 31 unit lama itu terdiri atas empat unit seri B dan 27 unit seri H. Menurut Prabowo, Hercules seri B itu sudah tua sehingga mesin dan teknologinya kemungkinan sudah tidak lagi optimal.
"Bayangkan, kita masih pakai tipe B, pesawat yang sudah berapa ya usianya, mungkin 50 tahun," kata mantan Pangkostrad itu. Sementara itu, TNI AU merupakan yang pertama di Asia Tenggara sebagai pengguna Super Hercules.
Prabowo mengatakan, berdasarkan laporan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo, empat unit Hercules seri B itu akan di-face out atau tidak digunakan lagi. Namun, dia tak menyebutkan kapan empat unit seri B itu akan ditinggalkan.
Dengan pengurangan empat unit Hercules seri B, maka akan tersisa 32 unit pesawat Hercules dengan seri J dan H. Karena itu, Prabowo menilai TNI AU butuh tambahan pesawat angkut militer.