Kamis 06 Jul 2023 23:06 WIB

Penyintas Kanker Ginjal Usia Muda Berisiko Tinggi Kena Masalah Jantung, Ini Alasannya

Dua obat yang dipakai dalam pengobatan kanker ginjal meningkatkan risiko hipertensi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Penderita penyakit jantung (ilustrasi). Penyintas kanker ginjal berisiko tinggi memiliki masalah jantung.
Foto: www.freepik.com.
Penderita penyakit jantung (ilustrasi). Penyintas kanker ginjal berisiko tinggi memiliki masalah jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para penyintas kanker ginjal usia remaja dan dewasa muda memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan untuk mengalami masalah jantung. Hal itu terjadi terutama karena peningkatan kadar hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Hal tersebut merujuk studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Comprehensive Cancer Network. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama komplikasi kesehatan dan kematian di kalangan remaja dan dewasa muda (antara usia 15 dan 39 tahun) yang didiagnosis menderita kanker. Dalam studinya, para peneliti menemukan bahwa dua obat yang digunakan dalam pengobatan kanker ginjal meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Baca Juga

Orang yang mengonsumsi dua obat yang disebut sunitinib dan sorafenib yang membantu menghalangi pertumbuhan pembuluh darah pada akhirnya mengembangkan hipertensi. "Banyaknya jumlah remaja dan dewasa muda yang mengalami tekanan darah tinggi selama pengobatan dengan sunitinib atau sorafenib menunjukkan bahwa bahkan individu tanpa faktor yang dapat diidentifikasi sebelumnya seperti usia yang lebih tua, obesitas, dan jenis kelamin laki-laki - juga berisiko tinggi mengalami hipertensi akibat obat ini," kata peneliti Wendy Bottinor, ahli onkologi jantung di Virginia Commonwealth University.

Tim menemukan selain ginjal, remaja dan orang dewasa muda yang selamat dari tumor tiroid dan kolorektal juga berisiko mengalami jenis gagal jantung yang disebut disfungsi sistolik ventrikel kiri. Hipertensi memaksa jantung dan pembuluh darah untuk bekerja lembur, yang pada akhirnya merusak jaringan di arteri dan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami detak jantung yang tidak teratur, serangan jantung, atau strok.

Penelitian ini menunjukkan, sunitinib dan sorafenib, yang menghambat pertumbuhan pembuluh darah yang mendukung pertumbuhan tumor, sering digunakan sebagai pilihan terapi yang efektif untuk pasien kanker dewasa dan anak. Namun, toksisitas kardiovaskular dapat menjadi batasan yang signifikan dari pengobatan ini, dengan hipertensi dan disfungsi ventrikel kiri di antara yang paling umum.

Dia mengatakan, remaja dan dewasa muda adalah kelompok yang kurang terwakili dalam penelitian kanker dengan beban kardiovaskular yang signifikan. "Memahami hubungan antara diagnosis kanker, pengobatan dan penyakit jantung sangat penting untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular selama masa hidup para penyintas kanker remaja dan dewasa muda,” kata Bottinor seperti dilansir laman Siasat Daily, Kamis (6/7/2023).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement