Jumat 07 Jul 2023 08:44 WIB

Swedia Hukum Pria yang Bantu Militan Kurdi, Pendekatan ke Turki Agar Diterima di NATO

Swedia telah memenuhi tuntutan yang disepakati dalam negosiasi dengan Turki.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Swedia
Foto: wikipedia
Bendera Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Pengadilan Swedia pada Kamis (6/7/2023) menyatakan seorang pria bersalah karena mencoba mendanai Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah jadi organisasi terlarang, sebuah keputusan yang dibuat demi pendekatan ke Turki untuk mengakhiri veto atas tawaran Swedia bisa bergabung dengan aliansi militer NATO.

Ankara berkali-kali menuduh Swedia menyembunyikan anggota kelompok-kelompok militan Kurdi di wilayahnya dan mengatakan bahwa Swedia harus menindak mereka sebelum dapat bergabung dengan NATO. PKK, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Uni Eropa - di mana Swedia menjadi anggotanya - dan Amerika Serikat, mengangkat senjata melawan negara Turki pada tahun 1984.

Baca Juga

Pengadilan distrik Stockholm menjatuhkan hukuman empat tahun enam bulan penjara kepada Yahya Gungor, seorang warga Kurdi Turki berusia 41 tahun, atas kejahatan dengan senjata api, percobaan pemerasan, dan percobaan pendanaan terorisme, demikian isi putusan tersebut.

Hakim di Stockholm, Mans Wigen mengatakan bahwa Gungor telah mencoba menekan seorang pengusaha Kurdi di Stockholm di bawah todongan senjata untuk membayar uang kepada PKK.

"Upaya pemerasan tersebut terjadi dalam kerangka kegiatan penggalangan dana yang ekstensif yang dilakukan PKK di Eropa, yaitu melalui pemerasan," kata Wigen dalam sebuah pernyataan.

Namun pengacara tersangka mengatakan kliennya tidak menerima tuduhan atas dakwaan tersebut. Dan tersangka akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Jaksa penuntut mengatakan bahwa kasus ini menandai pertama kalinya seseorang didakwa di Swedia dengan tuduhan mencoba memberikan dana kepada PKK. Putusan pengadilan pada hari Kamis itu muncul ketika para menteri luar negeri Swedia dan Turki bertemu di Brussels untuk membahas tawaran aksesi NATO dari Stockholm.

Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu (5/7/2023) menyatakan dukungannya terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO selama pembicaraan dengan Perdana Menteri Ulf Kristersson. Dukungan Biden ini di tengah kekhawatiran bahwa Turki mungkin tidak akan mencabut hak vetonya pada waktunya untuk KTT aliansi pertahanan di Lithuania pekan depan.

Swedia mengatakan telah memenuhi tuntutan yang disepakati dalam negosiasi dengan Turki, termasuk memperkenalkan undang-undang baru yang membuat menjadi anggota organisasi teroris Kurdi menjadi ilegal. Ankara belum memberikan sinyal siap untuk meratifikasi permohonan Swedia.

Swedia dan negara tetangganya, Finlandia, mengajukan permohonan keanggotaan NATO tahun lalu, meninggalkan kebijakan non-alignment militer yang telah lama dipegang. Namun setelah invasi Rusia ke Ukraina, kedua negara mengajukan keanggotaan NATO. Namun permohonan keanggotaan harus disetujui oleh semua anggota NATO.

Finlandia bergabung dengan aliansi ini pada bulan April, setelah mendapatkan persetujuan oleh semua anggota NATO. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement