REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan fasilitas ekshibisi di hotel Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali, sudah dipesan untuk agenda konferensi kesehatan meski saat ini dalam proses pembangunan.
"Ini terbagus dan terbesar di Bali, bahkan sudah di-booking lima tahun ke depan untuk konferensi medis," kata Erick saat meninjau pembangunan KEK Sanur di Denpasar, Bali, Kamis (6/7/2023).
Menurut dia, diliriknya KEK Sanur Bali oleh pasar meski belum 100 persen rampung menandakan proyek dengan nilai investasi Rp 1,4 triliun itu memiliki nilai jual.
"Kami harus bangun sebuah proyek yang nyata dan punya nilai jual," katanya.
Ia menjelaskan kawasan pertemuan itu memiliki kapasitas sekitar 5.000 orang dan terdiri atas 20 ruang pertemuan.
Ada pun KEK Sanur seluas total 41 hektare itu mencakup pembangunan rumah sakit internasional, Bali International Hospital (BIH) dan revitalisasi Hotel Inna Grand Bali Beach. Ada pun sejumlah fasilitas di KEK Sanur itu akan diselesaikan secara bertahap.
"Secara menyeluruh itu akan selesai pada April (2024)," ucap Erick.
Rencananya, hotel dan fasilitas termasuk kawasan ekshibisi itu mulai melakukan pembukaan awal pada September 2023 dan ditargetkan beroperasi penuh pada Januari 2024.
Sedangkan untuk rumah sakit (RS), lanjut dia, akan ada beberapa kategori menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Di antaranya rumah sakit khusus masyarakat lanjut usia (manula) jantung, kanker hingga kecantikan. RS untuk manula itu, ujar dia, akan dilengkapi penginapan yakni hotel dan vila.
Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada 10 dokter diaspora yang selama ini berkiprah di luar negeri, sudah mendaftar untuk kembali ke Tanah Air memperkuat BIH di KEK Sanur itu. "Lebih baik bangun Merah Putih daripada di luar (negeri) asal kami menyiapkan tempat mereka bekerja, karena kami perlu 12 ribu dokter setiap tahun," ucap Erick.
Adanya KEK Sanur, kata dia, diharapkan mendongkrak sektor pariwisata di Bali tanpa mengubah karakteristik pariwisata Pulau Dewata dan Sanur sebagai destinasi wisata menarik.
Tak hanya itu, menarik minat masyarakat dalam dan luar negeri berobat di Tanah Air. Erick menuturkan ada sekitar dua juta masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri setiap tahun.