Di awal abad ke-20, para laki-laki Indonesia asyik dengan berbagai permainan yang mereka miliki. Adu jangkrik, adu burung gemak, bermain kartu, dan sebagainya.
Oohya! Baca juga ya:
Anak Generasi Alfa Ternyata Tahu Cara Bermain Dakon
Apakah Dakon Sebagai Permainan yang Sudah Tua?
Namun, bagi perempuan Indonesia, permainan untuk mereka sedikit sekali. Yang paling populer mereka mainkan sehingga bisa menghabiskan waktu adalah bermain dakon. Meski anak laki-laki juga bermain dakon, tapi dakon menjadi permainan ekslusif bagi perempuan.
Dakon berupa sepotong kayu sepanjang sekitar satu meter dan biasanya dilengkapi dengan delapan belas ceruk bundar di kedua sisinya. Dua ceruk yang lebih besar disediakan di kedua uujungnya.
Jika ingin bermain, dua orang duduk berhadapan satu sama lain di pinggur sisi panjang dakon. Sembilan biji atau batu ditempatkan di masing-masing dari delapan belas ceruk tersebut. Jika dakon memiliki tujuh atau sebelas ceruk di setiap sisi, maka tujuh atau sebelas biji juga yang ditempatkan di setiap ceruk.
“Biasanya digunakan biji sawo, namun sering juga digunakan klungsu yang merupakan biji buah asam jawa,” tulis De Sumatra Post edisi 8 November 1910 yang menyebut dakon sebagai permainan yang monoton.
Priyantono Oemar