REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Pariwisata DIY menyiapkan aerotropolis dalam rangka mendukung Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB yang diprogramkan singgah di Yogyakarta.
Pemprov DIY menyiapkan aerotropolis di sekitar bandara dan sedang disiapkan dengan baik. "Karena kereta cepatnya pasti akan bersinggungan. Saya yakin kereta cepat tersebut bersinggungan dengan moda udara," ujar Plh Kepala Dinas / Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi DIY Kurniawan di Parangtritis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, kemarin.
Kurniawan menambahkan, berdasarkan pengalaman, moda udara dan darat tersambung akan memberi pertumbuhan bagus bagi daerah. Aerotropolis merupakan pengembangan perkotaan di area bandara.
"Itu yang kita siapkan karena ada kereta cepat dengan moda bus listrik kemudian jalur-jalur baru yang dikembangkan Jogja Borobudur, lalu YIA. Hal ini harus direspons oleh pemprov dengan cepat, termasuk aspek tata ruangnya," kata Kurniawan.
Dengan demikian, lanjutnya, kalau nanti ada jalur kereta cepat tersebut maka area apa saja yang akan terkena, area mana saja yang harus dilindungi seperti geoheritage dan lahan sawah dilindungi agar pariwisata berkelanjutannya tetap berjalan. Pemprov sudah siapkan semua antisipasinya.
Singgahnya Kereta Cepat Jakarta Bandung di Yogyakarta, sebagai bagian dari program perpanjangan rute hingga Surabaya, pasti memberikan dampak yang semakin luar biasa. Hal ini dikarenakan di Yogyakarta terdapat tiga poros destinasi yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Keraton Yogyakarta, sebagai warisan wisata budaya yang tidak dimiliki daerah lainnya.
"Artinya kalau kereta cepat itu terhubung dengan moda angkutan udara angkutan laut darat pasti luar biasa dampaknya," kata Kurniawan.
Sebelumnya, pemerintah akan melaksanakan studi untuk perpanjangan jalur Kereta Api Cepat dari Bandung hingga ke Surabaya. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Dengan adanya pengalaman Indonesia dalam membangun kereta api cepat, akan banyak penghematan yang dapat dilakukan. Kemudian, melalui hilirisasi, akan banyak material yang digunakan dari dalam negeri, sehingga akan menghasilkan terobosan-terobosan baru.