REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Komite Kebijakan Moneter (MPC) dari Bank Negara Malaysia (BNM) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga overnight (OPR) sebesar 3,0 persen.
Dalam keterangan persnya dikeluarkan di Kuala Lumpur, BNM mengatakan, mengikuti produksi yang kuat di kuartal pertama tahun ini, ekonomi Malaysia tumbuh pada laju yang lebih moderat dalam beberapa bulan terakhir. Karena ekspor terbebani oleh permintaan eksternal yang lebih lambat, seperti yang diperkirakan.
Pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini, menurut BNM, akan terus didorong oleh permintaan domestik yang kuat. Belanja rumah tangga terus didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang menguntungkan, khususnya di sektor-sektor berorientasi domestik. Sementara kedatangan wisatawan ke Malaysia terus meningkat dan diperkirakan dapat mengangkat kinerja sektor pariwisata.
BNM menyebut investasi akan didukung oleh kelanjutan kemajuan proyek infrastruktur tahun berjangka, serta kondisi keuangan domestik juga tetap kondusif untuk intermediasi keuangan di tengah pertumbuhan kredit yang terjaga.
Sedangkan inflasi utama terus berkurang di tengah faktor biaya yang lebih rendah. Sementara inflasi inti juga mengalami moderasi, tapi tetap relatif tinggi terhadap rata-rata di tengah faktor permintaan dan biaya.
Pada level OPR saat ini, BNM mengatakan kebijakan fiskal sedikit akomodatif dan tetap mendukung perekonomian.
MPC akan terus melihat risiko terbatas dari ketidakseimbangan keuangan di masa depan. Selain itu, tetap waspada terhadap perkembangan yang sedang berjalan, serta akan melanjutkan memonitor data yang masuk untuk menginformasikan penilaian pada inflasi dan pertumbuhan domestik.
Sementara itu, Pemerintah Malaysia menyambut baik keputusan MPC BNM untuk mempertahankan OPR. Keputusan tersebut sejalan dengan perkembangan ekonomi global serta tingkat inflasidi Malaysia yang menunjukkan tren menurun dan tetap stabil.
"Perbankan harus selalu waspada terhadap kesulitan yang dihadapi oleh peminjam individu dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan segera memberikan fasilitas restrukturisasi pinjaman dan penjadwalan ulang bagi mereka yang menghadapi masalah keuangan," kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sekaligus Menteri Keuangan.
Peminjam bisa mendapatkan konsultasi gratis dan bantuan pelunasan pinjaman melalui Badan Penyuluhan dan Pengelola Kredit (AKPK). Meski demikian, pemerintah meyakini ekonomi Malaysia akan tetap tumbuh pada 2023, ditopang oleh penurunan tingkat pengangguran dan peningkatan kegiatan ekonomi, khususnya sektor pariwisata.
Selanjutnya, Anwar mengatakan pelaksanaan proyek-proyek pemerintah akan terus dipercepat untuk menggerakkan kegiatan ekonomi. Dengan tingkat OPR saat ini sebesar 3,0 persen, kebijakan moneter tetap akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.