Jumat 07 Jul 2023 14:10 WIB

100 Orang Antre Paket Makanan Gratis di Masjid Cardiff Inggris

Mengingat krisis biaya hidup saat ini, banyak keluarga berjuang membeli makanan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Sekitar 100 keluarga berbaris di lingkungan Masjid yang berlokasi di Cardiff, Wales, Inggris, Kamis (6/7/2023).
Foto: Wales Online
Sekitar 100 keluarga berbaris di lingkungan Masjid yang berlokasi di Cardiff, Wales, Inggris, Kamis (6/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CARDIFF -- Sekitar 100 keluarga berbaris di lingkungan Masjid yang berlokasi di Cardiff, Wales, Inggris, Kamis (6/7/2023). Di hari itu, masjid berupaya membagikan paket makanan gratis kepada mereka yang membutuhkan.

Pusat Pendidikan dan Kesejahteraan Muslim Masjid Dar Ul-Isra mengadakan kegiatan penggalangan makanan bagi masyarakat. Langkah ini diambil setelah mereka menerima sumbangan daging Qurban dan bahan makanan dari sebuah badan amal.

Baca Juga

Setiap tahun selama bulan Dzulhijjah, umat Islam menyembelih hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, atau unta. Hal ini mencerminkan kesediaan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan putranya Ismail, demi Allah SWT. Daging kurban tersebut kemudian dibagikan kepada orang-orang yang paling membutuhkan.

Bekerja sama dengan Islamic Relief, relawan dari masjid Dar Ul-Isra menyiapkan sekitar 300 paket makanan dan donasi daging. Paket ini lantas diambil dan didistribusikan di sekitar Ely, Grangetown dan Roath.

Mengingat krisis biaya hidup yang terjadi saat ini, banyak keluarga berjuang untuk membeli makanan. Pihak masjid pun berupaya melakukan segala cara yang bisa dilakukan untuk membantu masyarakat setempat dan sekitarnya.

Dilansir di Wales Online, Jumat (7/7/2023), pihak masjid menjadwalkan pembagian paket makanan ini dilakukan mulai pukul 18.30 waktu setempat. Namun, para relawan yang bertugas mengatakan antrean mulai terbentuk di luar masjid pada pukul 16.00.

Setelah beberapa keluarga mengambil bingkisan yang berisi bahan pokok, produk kebersihan dan seporsi daging, berbagai orang berjalan melewati pintu. Mulai dari pengungsi dan pencari suaka hingga orang Ukraina, orang tua, ibu tunggal, pelajar, serta keluarga muda, masjid Dar Ul-Isra menyambut semua yang membutuhkan.

Tidak hanya membagikan paket ini, Masjid Dar Ul-Isra juga biasanya menjalankan program bank makanan yang populer, setiap hari Sabtu pukul 12 siang. Program tersebut telah berjalan selama empat tahun terakhir.

Penyelenggara bank makanan, Naveed Rahman, mengatakan bahwa permintaan sumbangan makanan saat ini melonjak sangat besar sejak terjadi krisis biaya hidup.

“Kami terus melihat peningkatan permintaan selama empat tahun terakhir untuk layanan makanan mingguan yang kami jalankan. Pemberian paket ini merupakan perpanjangan dari program itu, yang mana kita cenderung memberi lebih banyak," ucap dia.

Ia juga menyebut fakta bahwa orang-orang mengantri dua hingga tiga jam sebelum pihaknya membuka pintu seakan semakin menegaskan krisis biaya hidup nyata bagi banyak keluarga, serta semakin parah seiring berjalannya waktu.

Naveed menambahkan, dia melihat wajah yang sama datang ke bank makanan setiap minggu. Dana apa pun yang mereka miliki disebut langsung masuk ke tagihan. Mereka tidak mampu lagi membeli hal-hal pokok karena peningkatan utilitas dan segalanya.

"Sejak kami mulai program ini, kami menyebarkan berita ke seluruh komunitas, jadi lebih dari 50 persen peserta bukan Muslim. Yang mengejutkan adalah seberapa jauh orang berasal, seperti dari Splott, Tremorfa, Cardiff barat dan seringkali mereka berjalan ke sini," lanjut dia.

Bagi pihak masjid, bukan hal yang aneh melihat antrean di hari Sabtu dari jam 8 pagi, sementara pintu baru dibuka jam 12 siang. Sekitar 40 hingga 60 keluarga datang ke masjid setiap minggunya untuk bank makanan ini.

Masjid Dar Ul-Isra mendapatkan sebagian besar donasinya dari supermarket di daerah tersebut dan bermitra dengan FareShare. Masjid mengambil sekitar 150kg bahan makanan dari mereka setiap minggunya.

Namun untuk pertama kalinya dalam empat tahun, sekitar tiga bulan lalu persediaan makanan yang masuk ke FareShare dari supermarket “mengering” dan masjid hanya menerima 50kg.

Di sisi lain, Naveed berkata pihaknya harus menjangkau komunitas dan mereka merespons dengan luar biasa. Dalam sebulan, mereka bisa mengumpulkan sekitar 10.000 pound sterling atau setara Rp 192.787.884 dalam sebulan.

Untuk itu, yang bisa pihak masjid lakukan saat ini adalah menambah kekurangan bahan makanan, dengan melakukan belanja pribadi setiap hari Sabtu. "Kami mencoba yang terbaik untuk mengakomodasi semua orang, tetapi ini menjadi semakin sulit," ucap Naveed.

Ia lantas berharap dapat segera mendirikan titik pengantaran di depan masjid, sehingga anggota masyarakat dapat mengantarkan sumbangan makanan untuk bank makanan hari Sabtu. Nantinya, hal ini akan terbuka bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Koordinator acara Midlands untuk Islamic Relief, Rashid Campbell, melakukan perjalanan ke masjid Dar Ul-Isra untuk pertama kalinya. Ia ditugaskan untuk membantu bank makanan itu.

Hal ini disebut menjadi bagian dari programnya, di mana mereka berupaya membantu komunitas lokal di sini dan di seluruh kota-kota besar Inggris. Kegiatan ini pun disebut dengan Qurban, yang merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh keuntungan kami Abraham dan kata Qurban berarti 'menjadi dekat'.

"Melalui aksi berbagi ini, kami ingin dekat dengan tetangga, komunita dan Tuhan. Itulah Qurban," kata Campbell.

Terkait respon yang diterima pihak masjid, ia menyebut tidak terlalu merasa terkejut mengingat kondisi krisis biaya hidup  yang ada. Setiap orang bisa melihat berapa banyak yang mengantre di sekitar masjid.

"Pasti ada 100 lebih keluarga di sini hari ini dan semua orang mendapatkan sesuatu. Semoga tahun depan kami dapat melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih baik untuk semua orang," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement