Jumat 07 Jul 2023 15:49 WIB

Banjir Sekitar Ponpes Miftahul Huda Tasikmalaya, Wagub Jabar: Dari Dulu Seperti Itu

Ketinggian genangan banjir dikabarkan ada yang satu meter sampai dua meter.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Petugas melakukan penanganan banjir yang menggenangi lingkungan sekitar Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (7/7/2023).
Foto: Dok Republika
Petugas melakukan penanganan banjir yang menggenangi lingkungan sekitar Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (7/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Banjir dilaporkan terjadi di sekitar kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (7/7/2023). Petugas melakukan penanganan untuk mengatasi genangan air banjir.

Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya Asep Ahmad Fauzi menjelaskan, banjir di sekitar lingkungan Pesantren Miftahul Huda dipicu hujan intensitas tinggi yang terjadi sejak Kamis (6/7/2023). Banjir menggenangi akses jalan dan parkiran di lingkungan pesantren.

“Yang terendam akses jalan dan parkiran. Asrama tidak terganggu. Ketinggian (genangan banjir) ada yang satu meter, ada yang dua meter," kata Asep, Jumat.

Asep mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan penanganan banjir di lingkungan pesantren itu. Penanganan dilakukan dengan cara melakukan penyedotan genangan air.

 

photo
Petugas melakukan penanganan banjir yang menggenangi lingkungan sekitar Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (7/7/2023). - (Dok Republika)

 

Menurut Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum, banjir di lingkungan Pesantren Miftahul Huda bukan masalah baru. Ia menyebut banjir sering terjadi, bahkan sejak dirinya masih belia.

“Dari dulu saya kecil, sejak saya SD, sudah seperti itu. Karena dari dua sungai jadi satu. Dulu juga saat sungai masih dalam, masih banjir, apalagi sekarang,” kata Wagub, yang juga merupakan keluarga pemilik pesantren itu.

Meski begitu, banjir yang terjadi di lingkungan Pesantren Miftahul Huda disebut tak pernah mengganggu asrama santri. Pasalnya, letak asrama para santri itu berada di tempat yang tinggi. Sementara banjir hanya di jalanan lingkungan pesantren.

Wagub menilai, salah satu upaya untuk mengatasi persoalan banjir itu dengan mengeruk sungai. Dengan begitu, ketika turun hujan dengan intensitas tinggi dan debit air meningkat, air sungai tidak meluap ke lingkungan sekitar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement