Jumat 07 Jul 2023 16:38 WIB

Putri Gus Dur Beri Tanggapan Soal Namanya Disebut Jadi Calon Pendamping Anies Baswedan 

Ia menganggap proses politik saat ini masih sangat jauh untuk dibicarakan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Yenny Wahid
Foto: Alfian/Republika
Yenny Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, menjawab kabar kemunculan namanya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan pada Pemilu 2024 mendatang. Dirinya mengaku tak terbebani meski namanya diusulkan oleh dua partai berbeda, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Nasdem. 

"Kalau kami sih diajari Gus Dur, posisi itu itu hanyalah alat, wasilah, bukan ghoyah, bukan tujuan, kalau bukan tujuan ya gak usah ngoyo-ngoyo banget. Saya nggak pernah ngoyo tahu-tahu namanya dinominasikan dua partai, PSI dan Nasdem, ya, alhamdulilah, nggak pernah gimana-gimana," kata Yenny Wahid di UGM, Jumat (7/7/2023).

Yenny mengatakan dirinya saat ini tidak menjabat sebagai ketua umum partai maupun ormas. Dirinya juga bukan pejabat negara, juga bukan pengusaha. Namun ia merasa kemunculan namanya lantaran dianggap sebagai tokoh yang memiliki reputasi.

"Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya satu, mungkin dianggap masih ada sedikit reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya, kira-kira kan gitu, ini harus saya jaga," ucapnya.

Ia juga menganggap proses politik saat ini masih sangat jauh untuk dibicarakan. Apalagi masing-masing bakal calon presiden juga belum tentu bisa maju dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang. 

"Memangnya Mas Anies Baswedan sudah pasti bisa nyalon? Belum tentu juga. Memangnya Pak Prabowo sudah pasti bisa nyalon? Belum tentu juga. Ini semua masih jauh, Belandanya masih jauh, santai dulu, ngopi-ngopi wae," ungkapnya. 

Ia pun menganalogikan politik Indonesia seperti jualan barang. Sulit barang terjual jika tidak ada perusahaan yang mau menjual barang tersebut. "Kalau politik itu tidak bisa hanya kita yang menentukan, karena di Indonesia itu kayak jualan barang. Barangnya ada, perusahaannya nggak ada, susah mau jualan, tapi ada juga PT-nya ada, barangnya dianggap nggak layak jual, akhirnya harus cari barang di luar itu," kata dia. 

Sejauh ini, menurutnya, partai yang memiliki calon presiden hanya dua partai, PDIP dan Partai Gerindra. Namun, Partai Gerindra masih dinilai sulit mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden lantaran tak memenuhi presidential threshold, sehingga masih harus menggandeng partai lain agar tercukupi. 

"Yang lengkap semua ada distribusi, ada ekspedisinya, semuanya produksinya sendiri itu PDIP, yang dua lagi kan belum, Pak Anies apalagi nggak punya dia PT, jadi ini semua belum pasti, kalau sudah belum pasti ya tunggu aja lah tinggal beberapa bulan lagi," ucapnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement