Jumat 07 Jul 2023 17:01 WIB

Tentara Muslim Jadi Korban Diskriminasi dan Pengakuan Salah Inggris 

Inggris mengakui kesalahannya diskriminasi terhadap tentara Muslim

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Tentara Inggris. Inggris mengakui kesalahannya diskriminasi terhadap tentara Muslim
Foto: telegraph.co.uk
Tentara Inggris. Inggris mengakui kesalahannya diskriminasi terhadap tentara Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pihak Tentara Inggris telah mengakui seorang tentara Muslimnya merupakan korban dari "bias anti-Islam". Hal ini disampaikan setelah muncul kasus diskriminasi agama, yang diajukan setelah sesama tentara menolak mengizinkan penggugat menjalankan Ramadhan dengan benar saat ditempatkan di Siprus.

Tentara Muslim atau penggugat yang dimaksud adalah Ebrima Bayo dari Huddersfield. Pria berusia 39 tahun ini mengatakan dia ditolak ketika meminta makanan panas yang diberikan kepada sesama prajurit ketika berbuka puasa.

Baca Juga

Tidak hanya itu, dia juga dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang memintanya menghabiskan waktu ekstra di gym saat puasa. Langkah ini diklaim perlu dilakukan untuk memastikan dia dalam kondisi yang baik (fit).

"Pemahaman saya adalah mereka mencoba mematahkan tekad saya. Seolah seperti saya mengatakan akan berpuasa, tetapi mereka akan mempersulit hidup saya dan pada akhirnya saya akan lemas dan berhenti (puasa)," kata Bayo dikutip di The Guardian, Kamis (6/7/2023).

Mantan prajurit itu juga menggambarkan dirinya diejek dan dilecehkan oleh rekan-rekannya, ketika dia keluar untuk sholat Jumat di bulan suci.

Ketika dia bersiap mengenakan pakaian untuk ke masjid, dia menemukan beberapa orang yang mengolok-olok dan mencoba membuatnya sebagai hal yang lucu.

Diskriminasi ini terjadi pada 2017, ketika Bayo ditempatkan di Siprus bersama Korps Logistik Kerajaan. Respon inilah yang akhirnya membuat ia meninggalkan ketentaraan, meskipun itu adalah pekerjaan yang dia cita-citakan sejak masih muda.

Kementerian Pertahanan sempat menolak keluhan Bayo. Mantan prajurit itu membutuhkan waktu lima setengah tahun untuk memenangkan permintaan maaf dan kompensasi.

Hasil akhir itu terjadi pada bulan Maret lalu, setelah keluar keputusan bahwa kasus Bayo dapat didengar di pengadilan ketenagakerjaan publik.

Baca juga: Ada 100 Juta Kerikil untuk Lempar Jumrah Jamaah Haji,  Kemana Perginya Seusai Dipakai? 

Tentara Inggris pun menyampaikan permintaan maaf atas tindakan bias anti-Islam, baik sadar maupun tidak sadar di dalam unit, serta untuk sikap yang tidak sensitif secara budaya dari rantai komando.

Mereka lantas menyebut Bayo adalah seorang prajurit yang luar biasa. Mantan prajurit ini pun telah menerima sejumlah kompensasi yang tidak diungkapkan.

Kilas balik saat kejadian, di hari pertama Ramadan akhir Mei 2017, Bayo menyebut satu-satunya makanan yang tersisa untuknya dan seorang rekan Muslim di kantin adalah "sandwich bacon dan sosis".

Hal ini tetap disajikan meskipun koki yang ada tahu bahwa Muslim tidak makan daging babi. Seorang koki akhirnya keluar dan meletakkan salad dan tuna kaleng di atas piring kertas untuk mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement