Jumat 07 Jul 2023 19:49 WIB

Muslim Pakistan Bersatu Gelar Unjuk Rasa Bertema 'Hari Kesucian Alquran'

Pakistan memprotes pembakaran Alquran di Swedia

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Umat Muslim di sejumlah wilayah di Pakistan menggelar unjuk rasa bertema
Foto: AP
Umat Muslim di sejumlah wilayah di Pakistan menggelar unjuk rasa bertema

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Umat Muslim di sejumlah wilayah di Pakistan menggelar unjuk rasa bertema “Hari Kesucian Alquran”, Jumat (7/7/2023). Aksi itu digelar atas seruan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif untuk memprotes pembakaran Alquran di Swedia akhir bulan lalu.

“Ketika menyangkut Alquran, bangsa ini satu. Kita semua akan memprotes secara nasional hari ini dengan tajuk Hari Kesucian Alquran setelah sholat Jumat,” tulis Sharif lewat akun Twitter resminya.

Baca Juga

Di ibu kota Islamabad, sejumlah advokat menggelar unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung Pakistan. Dalam aksinya mereka membawa dan mengusung Alquran. Sementara itu, para pendukung partai Jamaat-e-Islami Pakistan mengadakan unjuk rasa di semua kota besar negara itu, termasuk Lahore, Karachi, Peshawar, dan Quetta untuk mengecam pembakaran Alquran.

Partai Tehreek-e-Labiak Pakistan dan para simpatisannya turut menggelar aksi serupa. Mereka menyerukan pemboikotan semua produk asal Swedia dan pemutusan hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Pemboikotan dan penangguhan relasi diplomatik harus berlangsung hingga pelaku pembakaran Alquran di Swedia dihukum.

Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan turut menyerukan aksi protes pembakaran Alquran. Khan lengser lewat mosi tidak percaya oleh parlemen Pakistan. Posisinya kemudian diambil alih Shehbaz Sharif pada April 2022. Sejak saat itu lahir semacam kesengitan dalam hubungan Khan dengan pemerintahan Sharif.

Pada 28 Juni 2023 lalu, seorang imigran Irak bernama Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha.

Sebelum dibakar, Momika sempat menggunakan lembaran-lembaran Alquran yang dirobeknya untuk menyeka sepatunya. Dia bahkan meletakkan daging babi pada lembaran tersebut. Setelah itu, Momika, yang mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial, melakukan pembakaran.

Sekitar 200 orang yang hadir di lokasi meneriakkan takbir di hadapan Momika untuk memprotes aksi pembakaran Alquran tersebut. Meski aksinya diizinkan, namun saat ini otoritas Swedia sudah membuka penyelidikan terhadap Momika atas dugaan melakukan "hasutan terhadap kelompok etnis".

Aksi pembakaran Alquran oleh Momika memantik kecaman luas, tak hanya dari negara-negara Muslim, tapi juga Uni Eropa dan Rusia. Pemimpin gereja Katolik, Paus Fransiskus, turut melayangkan kritik keras atas aksi penistaan Alquran tersebut.

“Kitab apa pun yang dianggap suci harus dihormati untuk menghormati mereka yang mempercayainya. Saya merasa marah dan muak dengan tindakan ini,” ujar Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara yang diterbitkan surat kabar Uni Emirat Arab (UEA), Al Ittihad, Senin (3/7/2023) lalu.

Karena belum memperoleh kewarganegaraan Swedia, Pemerintah Irak disebut akan meminta Swedia mendeportasi Salwan Momika. Hal itu karena Baghdad hendak mengadilinya atas dakwaan penghinaan terhadap kesucian Islam.

Momika diketahui memuji politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Sebelumnya Paludan telah melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023 lalu. Aksi itu menjadi bentuk protes Paludan terhadap Turki karena tak kunjung memberi persetujuan agar Swedia dapat bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement