Seorang pria berusia 30 tahun mengajukan ijin untuk membakar Taurat dan Injil di depan Kedutaan Besar Israel pada 15 Juli 2023. Pihak yang mengajukan ijin tersebut mengatakan, demonstrasi pembakaran merupakan respons atas dibakarnya Alquran pada pekan lalu. Dia menjelaskan, demonstrasi tersebut merupakan simbol demi kebebasan berbicara.
Dilansir dari Times of Israel, Kepolisian Swedia tidak segera mengenyampingkan permintaan tersebut. Polisi beralasan setiap permohonan ijin akan ditinjau berdasarkan individu yang mengajukan. Dubes Israel untuk Swedia Ziv Nevo Kulman lewat akun Twitter bercentang biru pun mengaku terkejut atas rencana tersebut. Menurut dia, kemungkinan pembakaran kitab suci lainnya apakah Alquran atau Taurat mengerikan. Dia menjelaskan, upaya tersebut merupakan bentuk kebencian dan harus dihentikan.
Sebelumnya, Kepolisian Swedia mengijinkan pembakaran Alquran oleh seorang pria berkebangsaan Irak pekan lalu demi kebebasan berbicara setelah pengadilan menolak permohonan banding polisi untuk melarang aksi demonstrasi tersebut. Aksi tersebut juga memantik unjuk rasa di berbagai negara.
Protes pembakaran Alquran di Swedia lantas menarik perhatian Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB. Lembaga itu akan menggelar sesi darurat untuk membahas tentang maraknya aksi pembakaran Alquran di Eropa.
Sesi tersebut bakal dilaksanakan dalam beberapa hari mendatang. “Dewan HAM PBB akan mengadakan debat darurat untuk membahas peningkatan yang mengkhawatirkan dalam tindakan kebencian agama yang terencana dan publik, sebagaimana dimanifestasikan oleh penistaan Alquran saat ini di beberapa negara Eropa dan negara lain,” kata Juru Bicara Dewan HAM PBB Pascal Sim kepada awak media, Selasa (4/7/2023), dikutip Al Arabiya.