Jumat 07 Jul 2023 22:42 WIB

Hujan saat Kemarau di Indramayu Bantu Selamatkan Padi dari Kekeringan

Sejumlah petani di Indramayu menggunakan pompa untuk mengairi lahan padi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Tanam padi.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Tanam padi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Hujan yang turun saat musim kemarau di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, membantu menyelamatkan sejumlah lahan tanaman padi dari ancaman kekeringan. Sejumlah petani juga memanfaatkan pompa agar lahan tanaman padinya bisa mendapat pasokan air pada musim kemarau ini.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan, hujan sempat mengguyur selama beberapa hari terakhir di Kabupaten Indramayu. Meski intensitasnya tidak seperti saat musim hujan, bisa membantu menyelamatkan lahan pertanian yang terancam kekeringan saat kemarau ini. “Itu tersebar di 27 kecamatan,” kata Sutatang, Jumat (7/7/2023).

Baca Juga

Mencakup Kecamatan Jatibarang, Sliyeg, Balongan, Indramayu, Pasekan, Sindang, Cantigi, Arahan, Lohbener, Juntinyuat, Karangampel, Kedokan Bunder, dan Krangkeng.

Selain itu, Kecamatan Gantar, Haurgeulis, Anjatan, Patrol, Sukra, Bongas, Losarang, Cikedung, Lelea, Widasari, Bangodua, Tukdana, Sukagumiwang, dan Kertasemaya. “Umur tanaman padinya sekitar 20 hari setelah tanam (HST),” kata Sutatang.

Menurut Sutatang, upaya penyelamatan tanaman padi juga dilakukan dengan memanfaatkan pompa air. Terutama petani yang lahan tanaman padinya jauh dari saluran irigasi. “Petani menyedot air dari saluran pembuangan,” kata Sutatang.

Meski dapat membantu menyelamatkan tanaman padi dari ancaman kekeringan, Sutatang mengakui penggunaan pompa itu membuat petani harus mengeluarkan modal lebih. Pasalnya, mereka harus membeli bahan bakar minyak untuk menghidupkan mesin pompa air.

“Tapi, bagi petani, yang penting tanaman padinya selamat dulu. Mereka hanya berharap agar saat panen nanti harga gabah bisa bagus sehingga bisa menutupi pengeluaran mereka selama musim tanam,” ujar Sutatang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement