Sabtu 08 Jul 2023 12:06 WIB

Menlu AS Akan Angkat Isu Korut di Forum ASEAN

Isu yang akan diangkat adalah terkait ancaman nuklir dan rudal Korut.

Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam Forum Kawasan ASEAN (ARF) pekan depan berencana mengangkat sejumlah isu terkait ancaman nuklir dan rudal yang ditimbulkan oleh Korea Utara (Korut). Menurut pernyataan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink pada Jumat (7/7/2023), Blinken belum berencana bertemu pejabat Korut dalam pertemuan tersebut.

Kritenbrink menegaskan AS tetap terbuka menjalin dialog bersama Korut, tetapi Pyongyang telah mengabaikan tawaran AS. "Saya yakin bahwa menlu akan menegaskan sikap kami terhadap Korut," kata Kritenbrink dalam pengarahan pers via telepon.

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan untuk menanggapi pertanyaan apakah Blinken berencana bertemu pejabat Korut dalam kunjungannya ke Indonesia, di mana dia akan menghadiri ARF tahunan yang akan diselenggarakan oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Kamis (13/7/2023) pekan depan.

DPRK, singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korut, juga merupakan anggota ARF."Blinken akan menekankan keteguhan komitmen kami, termasuk komitmen keamanan ketat kami kepada sekutu perjanjian kami; Republik Korea Selatan dan Jepang," tambah dia, merujuk pada nama resmi Korea Selatan (Korsel).

Blinken juga akan menegaskan tekad dalam melawan ancaman yang diakibatkan oleh program nuklir dan rudal Korut, dan dia juga akan menegaskan kembali komitmen kami terhadap upaya denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea.

Korut melakukan lebih dari 80 uji coba rudal balistik sejak Januari 2022, sementara juga menembakkan kendaraan peluncur antariksa (SLV) pada Mei, membawa apa yang mereka sebut sebagai satelit pengintaian militer, meski akhirnya gagal dilakukan.

AS mengecam keras peluncuran gagal satelit yang diklaim tersebut, mencatat bahwa SLV menggunakan teknologi yang sama dengan rudal balistik antarbenua jarak jauh, yang dilarang dikembangkan atau digunakan oleh Korut berdasarkan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Seperti posisi pemerintahan kami sejak awal, kami terbuka, dan saya yakin menlu akan menegaskan ini kembali, kami terbuka untuk keterlibatan dan diplomasi dengan DPRK," kata Kritenbrink.

Namun menurut Kritenbrink satu-satunya respons yang diterima dari Korut yakni peningkatan pengujian rudal. "Jadi, untuk menghadapi itu, kami akan terus mengambil langkah-langkah yang kami perlukan, sekali lagi untuk membela AS dan sekutu perjanjian kami, tentu saja, terus menegakkan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB secara ketat dan menerapkan sanksi kami sendiri yang dirancang untuk melawan ancaman ini," jelas dia.

Ketika ditanya apakah isu Korut akan secara resmi didiskusikan dalam ARF, pejabat Departemen Luar Negeri itu mengatakan bahwa AS dan sekutunya pasti akan mengangkat isu itu. Mengingat pentingnya sejumlah isu tersebut di kawasan, "Saya kira Anda bisa memperkirakan... bahwa AS dan lainnya kemungkinan besar akan mengangkat sejumlah isu tersebut," tegas dia.

"Saya tidak yakin untuk mengatakan bahwa (isu) Korut secara resmi masuk dalam agenda."

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement