REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Amerika Serikat (AS) sudah menghubungi pemerintah Rusia untuk membebaskan wartawan Wall Street Journal Evan Gershkovich. Hal ini disampaikan di hari ke-100 Gershkovich ditahan di Rusia, pada Jumat (7/7/2023) kemarin.
Sullivan juga mengatakan ia sudah berbicara dengan perwakilan keluarga Gershkovich dan Wall Street Journal mengenai status kasus ini. Ia menambahkan pemerintah AS berusaha agar wartawan tersebut dapat segera dibebaskan.
Pekan lalu Kremlin mengindikasi mereka membuka kemungkinan pertukaran tahanan yang melibatkan Gershkovich. Tapi menggaris bawahi pembicaraan tersebut harus tertutup.
"Saya tidak ingin memberi harapan palsu, apa yang Kremlin katakan pekan lalu itu benar, sudah ada pembahasan. Tapi sejauh ini pembahasan itu tidak menghasilkan jalan yang jelas untuk sebuah resolusi, dan saya tidak bisa berdiri di sini dan memberitahu anda kami sudah memiliki jawaban yang jelas bagaimana kami akan membawa Evan pulang," kata Sullivan, Jumat kemarin.
Pada Senin (3/7/2023) lalu Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy diizinkan pertama kalinya mengunjungi Gershkovich sejak April.
Gershkovich ditangkap atas dakwaan spionase di Kota Yekaterinburg saat melakukan liputan. Ia ditahan di penjara Lefortovo, Moskow, penjara yang terkenal dengan kondisinya yang mengerikan. Pekan lalu pengadilan Moskow mempertahankan keputusan untuk menahannya sampai 30 Agustus.
Gershkovich dan Wall Street Journal membantah tuduhan tersebut dan pemerintah AS mendeklarasikan ia ditahan dengan dakwaan palsu. Penangkapannya menimbulkan ketakutan pada jurnalis Rusia. Pihak berwenang belum memberikan bukti yang mendukung tuduhan spionasenya.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan sikap pemerintah AS tegas penangkapan Gershkovich tak mendasar. Ia menegaskan pemerintah meminta Gershkovich dan veteran Marinir AS Paul Whelan yang juga ditahan atas tuduhan spionase segera dibebaskan.
"Pesan kami pada Evan dan Paul adalah: Tetap Yakin. Kami tidak akan berhenti sampai kalian pulang," kata Jean-Pierre.