Sabtu 08 Jul 2023 15:57 WIB

Alumni Polman Bandung Dorong Pemerintah Perhatikan Industri Manufaktur

Kondisi manufaktur saat ini masih banyak dikuasai oleh Tiongkok.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto saat diwawancarai wartawan di sela-sela acara Reuni Akbar Polman Bandung 2023.
Foto: dok. Republika
Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto saat diwawancarai wartawan di sela-sela acara Reuni Akbar Polman Bandung 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ikatan Alumni Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung mendorong pemerintah memperhatikan industri manufaktur dalam negeri. Karena, saat ini banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang memilih kerja di luar negeri karena gaji dalam negeri masih kecil. 

Menurut Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto, kondisi manufaktur saat ini masih banyak dikuasai oleh Tiongkok. Karena, banyak negara yang kebutuhan manufakturnya masih bergantung pada Tiongkok. 

"Manufaktur terbesar di Cina hampir 80 persen dunia bergantung di sana dan tantangan kita adalah sudah menerapkan TKDN jadi pemerintah membeli barang TKDN ini tantangan tersendiri," ujar Agus saat ditemui di Reuni Akbar 2023 Alumni Polman Bandung, Sabtu (8/7/2023). 

Agus mengatakan, dengan sudah adanya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), maka menjadi pacuan untuk industri manufaktur dalam negeri menciptakan barang jadi yang lebih murah dibandingkan dengan produk dari Tiongkok. 

"Tantangan kita bagaimana memberikan harga lebih murah. Dan persaingan dengan China sangat berat hampir seluruh dunia tidak sanggup lawan mereka nah itu jadi tantangan besar," katanya. 

Menurut Agus, Indonesia saat ini mendapatkan keuntungan yaitu bonus demografi. Artinya, angkatan kerja baru banyak dibandingkan angkatan kerja tua. Kondisi ini juga jauh berbeda dibandingkan beberapa negara lain seperti Jepang, dan Korea. 

"Problemnya, banyak angkatan kerja kita yang bagus malah ke sana, ke luar negeri. Hal ini karena faktor gaji yang belum bagus dalam negeri. Tapi bagusnya kalau mereka di sana belajar dan balik bagus membangun dalam negeri," paparnya. 

Terkait SDM dalam negeri, kata dia, masih banyak angkatan muda kerja baru yang minat dalam manufaktur. Peluang lapangan kerja pun, masih banyak. Tapi, persoalan gaji ini yang masih menjadi pertimbangan. 

"Peluang lapangan kerja masih besar, hanya saja tantangannya tadi, karena harganya cost dari harga jual kan dari gaji macem-macem. Jadi gaji tidak terlalu besar," katanya.

Kegiatan Reuni Akbar Ikatan Alumni Polman Bandung sendiri, dihadiri oleh ribuan lebih alumni dari angkatan 76 sampai 2022. Dalam kegiatan ini ada sebanyak 20 produk alumni yang dipamerkan. Selain itu juga ada penandatanganan Koperasi Kompak yang diinisiasi oleh alumni. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement