REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para pimpinan dan delegasi Organisasi Kerja Islam (OKI) begitu terkesima saat berkunjung ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral pada Jumat (07/07/2023).
Kunjungan mereka ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral merupakan bagian dari rangkaian agenda Kegiatan Kebudayaan OKI (OIC-Cultural Activity) di Indonesia dari 7-14 Juli 2023.
Setibanya di Masjid Istiqlal, rombongan OKI yang dipimpin oleh Sekjen Bidang Kemanusiaan dan Sosial Budaya OKI, Tarig Bakheet disambut hangat oleh para pimpinan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Istiqlal.
Rombongan OIC-CA pun mengikuti sholat Jumat bersama ribuan jamaah Masjid Istiqlal. Setelah menunaikan sholat Jumat, para pejabat dan delegasi OKI, menyempatkan waktu untuk menyapa para jamaah dan melihat-lihat kemegahan Masjid Istiqlal.
Ada 56 delegasi dan undangan negara anggota OKI yang mengikuti rangkaian OIC-CA di Indonesia yang rencananya berlangsung di Jakarta dan Kalimantan Timur.
Mereka pun diajak keliling oleh para pimpinan DKM Masjid Istiqlal untuk melihat-lihat keindahan dan kemegahan masjid yang menajdi ikon kebanggan Indonesia itu.
Rombongan OIC-CA bahkan diajak untuk melewati terowongan silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.
Mereka pun disambut dengan hangat oleh para pimpinan dan pendeta Gereja Katedral. Tarig Bakheet dan rombongan juga diajak melihat-lihat ke dalam Gereja Katedral. Bakheet menilai Masjid Istiqlal dan Gerejanya Katedral telah menjadi simbol dari toleransi serta keadaan hidup yang berdampingan secara damai antar umat beragama di Indonesia.
"Kunjungan ini merupakan yang sangat baik, bahwa menunjukan adanya toleransi dan koeksistensi antara umat beragama di Indonesia, ya kunjungan kepada Katedral dan juga ke Masjid Agung Istiqlal, saya menyampaikan apresiasi saya kepada kedua pihak yang telah memfasilitasi kami dalam kunjungan ini," kata Tarig Bakheet kepada Republika.co.id pada Jumat (7/7/2023).
Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko
Dalam rangkaian kunjungan itu, Bakheet juga memuji peran aktif Indonesia dalam berbagai kegiatan OKI. Menurutnya Indonesia yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia telah memberikan kontribusi penting pada kegiatan-kegiatan OKI di berbagai bidang mulai dari mendorong kemajuan ekonomi negara-negara anggota OKI, hingga perannya dalam sektor sosial dan politik.
Karena itu menurut Bakheet, OKI memilih gelaran OIC-CA yang kedua berlangsung di Indonesia. Meski begitu, Indonesia menjadi negara di Asia pertama yang menggelar OIC-CA di mana sebelumnya kegiatan ini diselenggarakan di Uganda, Afrika Timur.
"Indonesia sangat aktif dan telah berperan besar dalam kegiatan OKI, saya sangat memberikan apresiasi. OIC-CA tahun lalu diadakan di Uganda, dan sekarang yang kedua di Indonesia, dan ini menjadi kehormatan," tambah Bakheet.
Baca juga: Ada 100 Juta Kerikil untuk Lempar Jumrah Jamaah Haji, Kemana Perginya Seusai Dipakai?
Lebih lanjut Bakheet mengatakan bahwa OKI juga telah merumuskan sejumlah kerjasama dengan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terutama pada bidang kepemudaan dan kebudayaan.
Bakheet mengatakan selama agenda OIC-CA di Indonesia, para delegasi negara anggota OKI akan mengikuti berbagai pertemuan dan diskusi di antaranya terkait globalisasi, dialog antaragama, kepemudaan, ekonomi, kewirausahaan dan lainnya.
"Kami akan mem-follow up berbagai pertemuan di Indonesia ini untuk kemaslahatan bersama dan ini sangat bermanfaat bagi semua dan Indonesia," katanya.
OIC-CA atau Kegiatan Kebudayaan OKI menjadi platform untuk menampilkan budaya dunia Islam yang beragam guna meningkatkan kesadaran bahwa kebudayaan dapat menjadi medium untuk mempererat hubungan antar negara dan menyebarkan nilai-nilai Islam di antara generasi muda guna berkontribusi pada promosi toleransi dan interaksi konstruktif antar umat beragama.