REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia mengecam pembebasan lima mantan komandan garnisun Ukraina di Mariupol yang ditahan di Turki. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Ankara telah bersepakat di bawah perjanjian pertukaran untuk menahan orang-orang itu di Turki. Moskow tidak menerima pemberitahuan atas pembebasan itu.
"Tidak ada yang memberi tahu kami tentang hal ini. Menurut perjanjian, para pemimpin kelompok ini akan tetap berada di wilayah Turki sampai akhir konflik," ujar Peskov.
Ribuan warga sipil tewas di Mariupol ketika pasukan Rusia menghancurkan kota itu pada bulan-bulan pertama perang. Pejuang Ukraina bertahan di terowongan dan bunker di bawah pabrik Azovstal, sampai akhirnya diperintahkan oleh Kiev untuk menyerah pada Mei tahun lalu.
Moskow membebaskan beberapa dari mereka pada September dalam pertukaran tahanan yang ditengahi oleh Ankara, dengan persyaratan yang mengharuskan para komandan tetap berada di Turki sampai akhir perang.