REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Polandia pada Sabtu (8/7/2023) mengerahkan lebih dari 1.000 tentaranya ke timur negara itu. Pengerahan ini berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran kehadiran pejuang tentara bayaran Grup Wagner di Belarusia yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di perbatasannya.
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan pilihan kepada pejuang Grup Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin untuk pindah ke Belarus telah menyebabkan ketakutan di Polandia. Polandia mengatakan, kehadiran pejuang Wagner akan menyebabkan ketidakstabilan yang lebih besar di wilayah tersebut. Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak mengatakan, Brigade Mekanik ke-12 dan ke-17 mulai bergerak ke timur Polandia.
"Ini adalah demonstrasi kesiapan kami untuk menanggapi upaya destabilisasi di dekat perbatasan negara kami," ujar Blaszczak.
Pekan lalu Polandia mengatakan akan mengirim 500 polisi untuk menopang keamanan di perbatasannya dengan Belarusia. Polandia mengalami peningkatan jumlah migran yang mencoba melintasi perbatasan Belarusia dalam beberapa pekan terakhir. Menurut penjaga perbatasan, lebih dari 200 orang mencoba menyeberang secara ilegal, termasuk warga negara Maroko, India, dan Ethiopia.
Polandia menuduh Belarus secara artifisial menciptakan krisis migran di perbatasan sejak 2021, dengan menerbangkan orang-orang dari Timur Tengah dan Afrika. Polandia mengatakan, Belarusia berusaha mendorong para migran melintasi perbatasan.
Tentara bayaran dari Grup Wagner dilaporkan sedang berlibur hingga Agustus sebelum pindah ke Belarusia. Salah satu komandan Wagner, Anton Yelizarov, yang dikenal sebagai "Lotus", mengatakan, para pejuang sekarang sedang berlibur hingga awal Agustus atas perintah bos mereka Yevgeny Prigozhin.
“Kami harus menyiapkan pangkalan, tempat pelatihan, berkoordinasi dengan pemerintah dan administrasi lokal, mengatur interaksi dengan lembaga penegak hukum Belarusia dan membangun logistik,” kata Yelizarov dalam saluran Telegram.
Yelizarov mengatakan, tidak ada upaya pasukan keamanan Rusia untuk menyerang pejuang Wagner sejak pemberontakan. Pejuang Wagner yang dipimpin Prigozhin melakukan pemberontakan singkat pada 23-24 Juni di Rusia. Mereka yang sedang ditugaskan untuk berada dalam garda depan perang di Ukraina, bergerak menuju Moskow. Pejuang Wagner mengeklaim telah merebut kota di Rusia selatan.
Di bawah kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan, Prigozhin dan pasukannya akan pindah ke Belarus. Presiden Rusia, Vladimir Putin membebaskan para pejuang Wagner dari tuntutan atas pemberontakan itu. Putin memberikan opsi kepada pejuang Wagner untuk pindah ke Belarus, bergabung dengan angkatan bersenjata reguler Rusia atau pulang ke rumah.
Sejak pemberontakan itu, keberadaan Prigozhin dan tentara bayarannya tidak diketahui. Prigozhin juga menjadi sangat pendiam selama dua minggu terakhir. Dia belum mengunggah apapun di saluran Telegramnya sejak 26 Juni, ketika dia membela tindakan pemberontakan para pejuangnya.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengatakan, Prigozhin dan ribuan pejuangnya masih berada di Rusia. Seorang penasihat Kementerian Pertahanan Belarusia pada Jumat (7/7/2023) mengatakan, tidak seorang pun dari kelompok Wagner yang mengunjungi kamp militer bekas ditawarkan Lukashenko untuk digunakan para pejuang.