Ahad 09 Jul 2023 15:20 WIB

Bunga Bangkai Asal Sumatra Barat Mekar di Kebun Raya Cibodas

Bunga bangkai mekar pada Sabtu pukul 09.30 WIB dengan tinggi 136 centimeter.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Friska Yolandha
Bunga bangkai (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/MATT TURNER
Bunga bangkai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Salah satu koleksi Kebun Raya Cibodas, Amorphophallus titanum becc atau lebih dikenal dengan bunga bangkai mekar kembali untuk kedua kalinya pada tahun ini. Bunga yang mekar kali bijinya berasal dari tanaman koleksi nomor 28 yang berasal dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

General Corporate Communication PT Mitra Natura Raya Zaenal Arifin mengatakan, bunga bangkai saat mekar selalu menarik perhatian masyarakat karena bunga bangkai memiliki keunikan tersendiri dari perbungaannya. Terlebih, saat ini masih dalam masa liburan sekolah.

Baca Juga

“Di Indonesia juga terdapat Amorphophallus titanum atau bunga bangkai, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Bogor saat sedang mekar sempurna,” kata Zaenal, Ahad (9/7/2023).

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Destri mengatakan, berdasarkan data hasil pemantauan dari unit registrasi, pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, awal mula tunas bunga ini teramati pada 4 Mei 2023. Bunga ini terlihat mekar sempurna tepat pada Sabtu (8/7/2023) pukul 09.30 WIB dengan tinggi 136 sentimeter dan diameter spata 54 sentimeter.

Menurut Destri, besar bunga bangkai yang mekar saat ini sama dengan bunga yang sebelumnya mekar pada April 2023. Di mana ketinggan bunga yang saat ini mekar pun tidak mencapai tiga meter.

Destri mengatakan, bunga yang kali ini mekar memiliki pertumbuhan yang tidak maksimal. “Kemungkinan ada penurunan kualitas media sehingga bunga yang mekar kali ini tidak setinggi dengan yang mekar sebelumnya (2015 dan 2019), yaitu mencapai hampir tiga meter,” ujar Destri.

Oleh karena itu, kata dia, perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi media agar kembali gembur dan subur dengan porositas dan kandungan bahan organik sesuai dengan kebutuhan tanaman koleksi tersebut. Sehingga tanaman ini dapat tumbuh maksimal seperti sebelumnya.

Ia menambahkan, Amorphophallus titanum juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai, juga mempunyai perbungaan yang sangat besar dan bisa disebut sebagai the giant inflorescent in the world.

“Bentuk perbungaannya menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang saat mekar berwarna merah hati. Selain itu, tanaman endemik Sumatra ini memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan 3 fase pertumbuhan yaitu fase vegetative (berdaun), fase generative (berbunga) dan fase dorman (istirahat) sehingga menarik perhatian masyarakat saat tanaman ini berbunga,” kata Destri.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement