REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada sejumlah alasan mengapa kalimat tahlil Laa Ilaaha Illallah perlu diucapkan oleh seorang Muslim sebelum meninggal dunia. Dasar pertama merujuk pada riwayat hadits.
Hadits tersebut diriwayatkan dari Muadz bin Jabal. Hadits serupa juga diriwayatkan dari Utsman bin Affan. Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ مُعَاذَ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّةَ
Dari Muadz bin Jabal, dia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang pada akhir ucapannya Laa Ilaaha Illallah, ia masuk Surga". (HR Abu Dawud, Ath-Thabrani dan Al Baihaqi)
Adapun riwayat dari Utsman bin Affan, dia berkata bahwa Nabi SAW bersabda:
وذكر ابن أبي الدنيا عن زيد بن أسلم قال: قال عثمان بن عفان ، قال رسول الله ﷺ إذا حضر الميت فلقنوه لا إله إلا الله ، فإنه ما من عبد يختم له بها عند موته إلا كانت زاده إلى الجنة.
"Jika kematian mendatangi seseorang, maka tuntunlah dia dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah, karena siapa saja yang pada akhirnya mengucapkan kalimat tersebut niscaya dia akan masuk surga."
Kedua, yakni mengacu pada apa yang dicontohkan Rasulullah SAW saat detik-detik terakhir menjelang wafatnya. Hal ini dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (terj. Kathur Suhardi), dengan menukil riwayat dari Aisyah RA.
Di saat-saat terakhir itu, Aisyah menggosokkan siwak ke mulut Nabi SAW secara perlahan. Di dekat tangan Nabi SAW, ada bejana berisi air, lalu dicelupkannya kedua tangan beliau ke dalam air, kemudian diusapkan ke wajah.
Setelah itu Rasulullah SAW mengucapkan kalimat tahlil, "Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya."
Sesudah itu, Rasulullah SAW mengangkat tangan atau jari-jarinya. Pandangan beliau SAW mengarah ke langit-langit rumah. Bibir beliau bergerak-gerak, dan Aisyah masih dapat mendengar apa yang disabdakan oleh beliau SAW.
Nabi SAW bersabda, "Ya Allah, ampunilah aku, rahmatillah aku. Pertemukanlah aku dengan Kekasih Yang Mahatinggi ya Allah. Kekasih Yang Mahatinggi." Perkataan atau doa ini diucapkan Rasulullah SAW sampai tiga kali.